Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan Islam Bandung




"* Barudak STAIPI Bandung,BerFilsafat Bersama Dosen FalSafaH IlMu *"

Kamis, 30 Juni 2011

Resume Film A Beautiful Mind


Oleh:
Nama : Ipan Sopian AR
Smester : IV
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu

Film berjudul A Beautiful Mind adalah film yang mengisahkan seorang mahasiswa yang ahli dalam matematika bernama John Nash (Russel Crowe) peraih nobel dalam bidang ilmu ekonomi pada tahun 1994. Dia adalah seorang matematikawan jenius tapi tak simpatik dan agak apatis. John Nash masih menjadi seorang mahasiswa di perguruan tinggi ternama, Princeton. Sebagai mahasiswa, John termasuk unik. Dia tidak suka belajar dikelas. Lebih suka belajar secara otodidak. Mencari dan mengamati sekitar demi mendapatkan ide kreativitasnya secara alami, untuk meraih gelar doktornya. John juga merupakan penderita skizofrenia. Suatu penyakit mental yang gejalanya antara lain, tidak dapat membedakan antara halusinasi dan kenyataan, memiliki keyakinan yang salah/delusi, menarik diri dari pergaulan, serta kemampuan bersosialisasinya menghilang. Penyakit John ini semakin parah saat dia mulai bekerja di Wheller Defense Lab di MIT, sebuah pusat penelitian bergengsi.
Perubahan hidup John Nash dimulai ketika ia diminta Pentagon memecahkan kode rahasia yang dikirim tentara Sovyet. Di sana, ia bertemu agen rahasia William Parcher. Dari agen rahasia ini, ia diberi pekerjaan sebagai mata-mata. Pekerjaan barunya ini membuat Nash terobsesi sampai ia lupa waktu dan hidup di dunianya sendiri dan hidup jauh diambang normal, alias hanya dalam dunianya sendiri. Hal ini membuat sang istri menjadi hawatir dan dilanda kecemasan. Adegan demi adegan pun bergulir cukup menegangkan.
Alur kisah dalam film ini berjalan apik dan cukup menguras emosi. Terutama saat sosok sang istri berada dibatas keputusasaannya saat mengetahui kondisi jiwa sang suami. Ternyata pekerjaan sebagai mata-mata pentagon adalah sebuah ilusi dan bukan realitas sebenarnya. Inilah masalah terberat yang dialami para skizofrenia, karena beberapa realitas yang mereka alami adalah sebuah ilusi.
Orang yang menderita skizof sebenarnya menyadari keganjilan-keganjilan dirinya, meski tidak mampu memahami apa yang sebenarnya terjadi. Digambarkan pula bagaimana orang-orang terdekatlah yang diharapkan mampu menjadi pilar utama kesembuhanya. Karena seorang skizof pada dasarnya sangat membutuhkan pengertian mendalam orang-orang dekatnya, agar mampu meyakini dirinya bahwa dia bisa sembuh. Namun terapi medis juga tetap diperlukan agar penderita penyakit skizofrenia bisa sembuh.
Meskipun tidak semua penyakit skizofrenia mudah disembuhkan dalam hitungan setahun dua tahun, melainkan bertahun-tahun lamanya, namun lewat film ini kita sebagai manusia normal sepatutnya tidak langsung menganggap bahwa penderita skizofrenia adalah penyakit gila turunan atau penyakit yang hanya diderita oleh orang-orang tertentu saja. Karena dengan situasi mental yang rapuh dan stimulan otak alam bawah sadar yang tidak singkronisasi dalam aliran energinya, penyakit ini bisa menyerang siapapun.. Film produksi tahun 2001 ini dengan sangat jelas menggambarkan semua itu.
Film ini diakhiri dengan adegan John Nash ketika menerima hadiah Nobel di Swedia pada tahun 1994 untuk teori ekulibriumnya yang banyak berjasa pada teori-teori ekonomi.
Ia menutup penganugerahan tersebut dengan mengatakan: “Aku selalu percaya akan angka. Dalam persamaan dan logika, yang membawa pada akal sehat. Tapi setelah seumur hidup mengejar, aku bertanya, apa logika sebenarnya? Siapa yang memutuskan apa yang masuk akal? Pencarianku membawaku ke alam fisik, metafisik, delusional. Telah kudapatkan penemuan penting dalam karirku, hidupku. Hanya dipersamaan misterius cinta, alasan logis bisa ditemukan”.
Pesan yang disampaikan lewat fil ini adalah bahwa kekuatan sebuah cinta mengalahkan apapun. Kesabaran dari seorang istri sehingga Nash mampu bangkit dan mapu memperoleh gelar.

Resume Novel Life Of Pi


Oleh:
Nama : Ziyad Fakhrur Razi
Semester : IV (empat)
Jurusan : PAI
Fakultas : Tarbiyyah



Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sepatah kata mengenai informasi abstrak, immaterial, sekaligus metafisika mengenai progresivitas, animo, serta hasrat yang begitu memuncak untuk mengembangkan ilmu serta pendidikan yang diberikan. Akan tetapi “apalah daya di kata, maksud memeluk gunung, tapi tangan tak sampai” karena keterbatasan ilmu yag kami miliki, keterbatasan redaksi yang kami singgahi, serta karena terpatrinya sebuah kealfaan yang hina dina dan tak mulia dalam diri kami. Dengan segala rasa hormat yang kami genggam, kami memohon berjuta maaf kepada dosen filsafat yang bersangkutan yang sangat kami hormati, Rosihan Fahmi atas semua ketidak sempurnaan, dan atas semua ketidak layakan.
Sebuah Novel karya Yann Martel yang begitu menggugah hati, memunculkan ke daratan akan rasa ingin tau tentang Dzat Ilahi Robbi yang Azali dan Abadi, tentang sebuah pertolongan yang tak pernah mati ditelan bumi, membuat semua individu yang menggenggam buku tersebut tergali hati, seolah ter hypnosis untuk mengabdi dan selamanya menghambakan diri kepada adz-Dzat al –Azali. Kami persembahkan kepada para pembaca kelezatan dan kedalaman ma’na dari buku ini.
Nama: Piscine Molitor Patel. Orangtua dan sang kakak biasa memanggilnya Piscine. Tapi teman-temannya yang sering salah dengar memelesetkan namanya menjadi Pissing. Si Kencing. Lantaran kesal, setiap kali masuk sekolah baru ia pun buru-buru maju ke depan kelas dan menuliskan nama panggilannya di papan tulis: Pi.
"Sebagai penegasan, aku menambahkan: ii = 3,1428571428571... sembari menggambar lingkaran besar yang kemudian kubagi dua dengan diameter," ujar Pi. Ya, Pi yang dimaksud adalah konstanta matematika yang di sini biasa ditampilkan sebagai 22/7.
Ia orang India dan tinggal di Pondicherry, kota di selatan Madras, di Tamil Nadu. Ayahnya pengusaha kebun binatang. Lantaran tak banyak punya teman--ya itu tadi, rekan-rekannya sering jahil--Pi pun lebih banyak menenggelamkan diri di kebun binatang ayahnya untuk memperhatikan detail koleksi hewan di kawasan yang mereka sebut sebagai zootown.
Jangan heran jika Pi sangat hapal dengan tingkah hewan-hewan peliharaan sang ayah. Dari jerapah yang tinggi sampai kura-kura, dari harimau bengal yang memiliki berat 225 kilogram sampai burung-burung yang cuma sekepal tangan. Semua punya nama.
Kesibukan Pi yang lain: berenang dan beribadah. Tak seperti ayahnya yang lebih menyukai politik dan membenci agama, Pi amat tekun beribadah. Agama apa yang dianut Pi? Tak cuma Hindu. Pi juga belajar Kristen dan Islam. Ia dibaptis dan sekaligus mengucapkan syahadat. Ke mana-mana Pi membawa sajadah. Saat terpesona dengan kebesaran Tuhan ia pun spontan mengucapkan tiga nama sekaligus: Dewa Wisnu, Yesus dan Allah.
Lantaran memeluk banyak agama, guru-guru spiritualnya pernah bertengkar hebat. Rahib, pendeta dan ulama yang menjadi guru Pi suatu kali bertemu di satu tempat, di depan ayahnya. Masing-masing guru merasa Pi adalah murid terbaiknya. Adu mulut pun terjadi. Di situ ketahuan bahwa Pi "memborong" banyak agama.
Pengetahuan tentang fauna dan agama--plus kemahirannya berenang--itulah yang menyelamatkan Pi dari drama menegangkan di tengah laut. Ia berada di sekoci sejak 21 Juni 1977 selama 227 hari bersama binatang-binatang buas. "Kisah yang luar biasa, penuh keajaiban, dan seperti ucapan salah satu tokoh di dalamnya, kisah ini akan membuat orang percaya pada Tuhan," tulis Yann Martel, penulis Life of Pi.
Lewat buku ketiganya inilah penulis Kanada yang baru mulai menulis novel pada usia 27 tahun itu menyuguhkan sebuah cerita yang mengaduk rasa ingin tahu pembaca dan sekaligus sebuah pengetahuan yang langka tentang karakter-karakter hewan. Martel tak menulis biologi, anatomi, atau perilaku satwa layaknya ensiklopedi atau tontonan National Geographic. Martel mengetengahkan "kota hewan" dalam jalinan cerita novel yang memikat.
Buku yang diterbitkan di Kanada pada 2001 ini--diterjemahkan oleh Tanti Lesmana dan diterbitkan Gramedia Pustaka Utama pada akhir 2004--kemudian diganjar penghargaan Man Booker Prize 2002 dan telah menjadi bestseller internasional.
Apakah cerita Martel sebuah kisah nyata? Peristiwa yang dialami Patel benar-benar terjadi: kapal barang Tsimtsum yang ditumpanginya tenggelam dan ia satu-satunya penumpang yang selamat. Departemen Maritim Kementerian Transportasi Jepang membuat laporan resmi tentang tenggelamnya Tsimtsum di Samudera Pasifik setelah berlayar dari Madras menuju Kanada. Dari kapal itu hanya satu sekoci yang berhasil diturunkan dan di sana Pi bertahan selama lebih dari 7 bulan sebelum terdampar di Meksiko.
Lalu hewan-hewan buas di sekoci berukuran panjang delapan meter dan lebar 2,5 meter itu? Penyelidik dari Kementerian Transportasi Jepang tak percaya dengan cerita Pi, tapi juga tak bisa menyangkalnya. Semua tuturan Pi logis dan anak muda India berumur 16 tahun tersebut punya sejumlah bukti di sekoci.
Pengarang 42 tahun itu memulai kisah dari cerita masa kecil Pi yang unik--antara lain tentang riwayat ledekan Si Kencing itu--hingga orangtuanya memutuskan pindah ke Kanada dengan membawa sejumlah hewan koleksi kebun binatangnya. Tsimtsum berlayar pada 21 Juni 1977 dan pada 2 Juli tenggelam di Samudera Pasifik.
Sebelum tenggelam, Pi dilempar ke sebuah sekoci oleh awak kapal. Di sekoci itu ternyata sudah ada seekor heyna. Ia juga menyaksikan seekor zebra melompat dari kapal ke sekoci dan mendarat dengan satu kaki patah. Di malam yang genting itu, Pi menyaksikan seekor harimau Royal Bengal seberat 225 kilogram hampir tenggelam, tapi dengan sisa-sisa tenaganya mampu mencapai sekoci. Penumpang terakhir adalah seeokor orangutan Kalimantan.
Di sekoci inilah ketegangan tercipta. Hukum saling memangsa berlaku. Pi harus menghadapi maut: antara diterkam harimau dan heyna atau mati tenggelam dimakan hiu. Tapi anehnya pada tiga hari pertama tak ada yang mati. Hari-hari berikutnya heyna mulai melahap kaki zebra yang patah dan secara perlahan menggerus isi perut zebra. Kuda belang itu bertahan untuk beberapa hari sebelum mati.
Melihat kekejaman heyna, orangutan betina dari Kalimantan marah. Suara lengking keduanya beradu di udara. Orangutan memukul jatuh heyna, tapi dengan gesit hewan yang dikenal sebagai pemakan sisa-sisa bangkai itu mencengkeram leher orangutan dan putus. Akhirnya, di sekoci itu tersisa: heyna, harimau bernama Richard Parker, dan Pi. Ketiganya berhadapan. Richard Parker memilih memangsa heyna.
Selama lebih dari enam bulan kemudian Pi harus membagi teritori sekoci dengan Richard Parker. Harimau mengencingi daerah kekuasaannya, Pi tak kalah: juga membuang air seninya di sisa sekoci. Berbekal peluit dan keberanian menatap mata harimau, Pi perlahan menaklukkan kebuasan Richard Parker. Ia pun mulai memancing ikan dan menyodorkan sebagian besar tangkapannya kepada Parker. Ia harus beradu cepat dengan rasa lapar harimau.
Dengan bekal makanan yang terbatas di sekoci, Pi dan Parker hidup dari ikan dan alat suling sederhana yang ada di sekoci. Di sinilah Pi mengandalkan hidup dari kemahapemurahan Tuhan. Sepanjang hari Pi sembahyang, membersihkan sekoci, memancing ikan, menyodorkan makanan pada Parker, membuang kotoran harimau, menangkap penyu, membetulkan jaring, dan menutup malam dengan sembahyang.
Pi percaya ia bisa bertahan hidup dengan cara melawan kematian, menaklukkan samudera dan badai angin yang sering datang, dan yang lebih penting: melawan ketakutan terhadap harimau dan dirinya sendiri.
Sedikit ulasan mengenai keterkaitan buku ini dengan aspek kependidikan, bahwa ada satu hal besar yang mampu menjadikan seorang individu mampu meyakini, terlebih meng-imani akan pertolongan Tuhan yang kita tasbihi, mampu percaya, yaitu Pendidikan, ssebenarnya manusia mampu berjalan di muka bumi ini tanpa di didik atau hanya dengan bantuan milieu yang mendampinginya, akan tetapi sulit untuk mencapai derajat manusia yang hakiki. Tak ubahnya seperti apa yang dialami oleh Pi, Ia mampu percaya bahwa ia akan selamat, yaitu dengan keyakinan yang ia miliki, sedangkan diantara cara yang bias menimbulkan sebuah keyakinan adalah dengan di beri ilmu dan pendidikan.
Di samping itu, hewan pun bisa dilatih untuk menjadi hewan yang jinak, maka ketika manusia tidak mampu dilatih, dididik untuk menjadi manusia seutuhnya, kiranya ia lebih tidak pantas dan tidak layak untuk disebut manusia dari pada hewan yang buas seklapun.

ISTILAH-ISTILAH DALAM FILSAFAT

Oleh:
Nama : Ahmad Sofian
Semester : IV (empat)
Fakultas : Da’wah (KPI)


Idealisme
Idealisme berasal dari kata ide yang artinya adalah dunia di dalam jiwa (Plato), jadi pandangan ini lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan merendahkan hal-hal yang materi dan fisik. Realitas sendiri dijelaskan dengan gejala-gejala psikis, roh, pikiran, diri, pikiran mutlak, bukan berkenaan dengan materi. Kata idealisme pun merupakan istilah yang digunakan pertama kali dalam dunia filsafat oleh Leibniz pada awal abad 18. Ia menerapkan istilah ini pada pemikiran Plato, seraya memperlawankan dengan materialisme Epikuros. Istilah Idealisme adalah aliran filsafat yang memandang yang mental dan ideasional sebagai kunci ke hakikat realitas. Dari abad 17 sampai permulaan abad 20 istilah ini banyak dipakai dalam pengklarifikasian filsafat.
Pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu. Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan.
Positivisme
Istilah positivisme sangat berkaitan erat dengan istilah naturalisme dan dapat dirunut asalnya ke pemikiran Auguste Comte pada abad ke-19. Comte berpendapat, positivisme adalah cara pandang dalam memahami dunia dengan berdasarkan sains. Penganut paham positivisme meyakini bahwa hanya ada sedikit perbedaan (jika ada) antara ilmu sosial dan ilmu alam, karena masyarakat dan kehidupan sosial berjalan berdasarkan aturan-aturan, demikian juga alam.
Humanisme
Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu. Humanisme modern dibagi kepada dua aliran. Humanisme keagamaan/religi dan Humanisme sekular


Eksistensialisme
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran bersifat relatif, dan karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar.
Eksistensialisme adalah salah satu aliran besar dalam filsafat, khususnya tradisi filsafat Barat. Eksistensialisme mempersoalkan keber-Ada-an manusia, dan keber-Ada-an itu dihadirkan lewat kebebasan. Pertanyaan utama yang berhubungan dengan eksistensialisme adalah melulu soal kebebasan. Apakah kebebasan itu? bagaimanakah manusia yang bebas itu? dan sesuai dengan doktrin utamanya yaitu kebebasan, eksistensialisme menolak mentah-mentah bentuk determinasi terhadap kebebasan kecuali kebebasan itu sendiri.


Utilitarianisme

Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory). Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya, John Stuart Mill. Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan.


Rasionalisme

Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama.


Empirisme
Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.



Materialisme
Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme. Materi dapat dipahami sebagai bahan; benda; segala sesuatu yang tampak. Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra. Sementara itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai materialis. Orang-orang ini adalah para pengusung paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata (harta,uang,dsb). Maka materilisme adalah paham yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu-satunya substansi. Kemudian, istilah inipun sering digunakan dalam filsafat. Sedangkan Filsuf yang pertama kali memperkenalkan paham ini adalah Epikuros.
Feminisme
Tokoh feminisme disebut Feminis adalah sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria.

Wawancara

Oleh:
Ahmad Sopian

Hobi + Kemauan + Kerja keras = Ilmu dan Rezeki
Kehidupan Bu Mawar memang tidak jauh-jauh dari buku. Sejak kecil ia adalah seorang pelahap buku. Kebetulan, ibunya seorang guru yang selalu membawakannya buku-buku dari perpustakaan sekolah. Kebiasaan ini pun berlanjut hingga Bu Mawar duduk di bangku kuliah.
Karena kebiasaannya itu, terkadang dia mengalami hal yang buruk. “Saat kuliah saya terpaksa sering puasa karena uang bulanan habis tersedot untuk membeli buku,” paparnya.
Tapi dengan kerja kerasnya, dia dapat menyalurkan hobi membaca itu di salah satu surat kabar. Dia menjadi editor di surat kabar tersebut yang mengharuskan dia membaca berbagai tulisan untuk diterbitkan.
Ia berharap hobi membacanya itu dapat diturunkan kepada anak-anaknya. Menurutnya, menumbuhkan kebiasaan membaca dikalangan anak-anak sangat penting. Sebab, kelak dalam setiap aktivitas kehidupan sang anak selalu ada tuntutan membaca. “Karena itu perlu teladan dari orang tua. Bahkan, kalau anda tidak suka membaca, sering berpura-puralah membaca dihadapan anak anda, agar mereka suka membaca,” paparnya.

Resume Totto-chan, Gadis Cilik di Jendela

Oleh:
Nama: Ahmad Sofian
Prodi: KPI (semester 4)

Totto-chan, gadis cilik yang punya rasa ingin tahu yang besar. Ia gemar berdiri di depan jendela selama pelajaran berlangsung. Komunikasi unik yang menjadi kararter gadis cilik ini mengundang kekesalan para Guru di Sekolah. Karena para guru sudah tak tahan lagi, akhirnya Totto-chan dikeluarkan dari sekolah. Mama pun mendaftarkan Totto-chan ke Tomoe Gakuen. Totto-chan girang sekali, di sekolah itu para murid belajar di gerbong kereta yang dijadikan kelas. Ia bisa belajar sambil menikmati pemandangan di luar gerbong dan membayangkan sedang melakukan perjalanan. Mengasyikkan.

Di Tomoe Gakuen, para murid boleh mengubah urutan pelajaran sesuai keinginan mereka. Ada yang memulai hari dengan belajar fisika, ada yang mendahulukan menggambar, ada yang ingin belajar bahasa dulu, pokoknya sesuka mereka. Karena sekolah itu begitu unik, Totto-chan pun merasa heran. Walaupun belum menyadarinya, Totto-chan tidak hanya belajar fisika, berhitung, musik, bahasa, dan lain-lain di sana. Ia juga mendapatkan banyak pelajaran berharga tentang persahabatan, rasa hormat dan menghargai orang lain, serta kebebasan menjadi diri sendiri.

Totto-Chan yang merupakan panggilan sayang untuk Tetsuko ini mengawali masa sekolah pertamanya di sekolah dasar (SD) umum, namun karena di kelas Totto-Chan suka sekali di jendela dan sesekali memanggil pengamen untuk memainkan musik, hal itu menurut guru-gurunya tindakan ‘terlalu nakal’ –lebih tepatnya terlalu aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang besar- dia akhirnya dikeluarkan dari sekolah tersebut. Beruntung Totto-Chan memiliki ibu yang sangat memperhatikan kebutuhannya yang haus akan ilmu pengetahuan, sampai akhirnya ibunya menemukan sekolah bernama Tomoe Gakuen (berdiri tahun 1937) untuk Totto-Chan. Tidak seperti sekolah biasa, ruangan sekolahnya adalah gerbong kereta api, dengan view pemandangan alam sehingga para murid-muridnya serasa bukan sekolah tetapi melakukan perjalanan rekreasi.

Dalam ruangan sekolah yang tak biasa ini, mata pelajaranpun diajarkan secara tak biasa juga. Yaitu setiap murid boleh memilih jadwal pelajaran yang disukainya. Bisa dimulai dengan menggambar, berhitung, atau fisika dll. Sehingga setiap murid merasa sekolah bukanlah sebuah rutinitas yang menjemukan dan melelahkan malah sesuatu yang begitu menyenangkan. Kepala sekolah mereka, yaitu Sosaku Kobayashi juga menerapkan ‘kurikulum unik’ yaitu setiap murid harus menyiapkan menu makan siang ‘sesuatu dari laut dan sesuatu dari pegunungan’. Dalam suasana kelas dengan pelajaran yang bisa di atur sendiri, Totto-Chan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri,menghargai orang lain dan tidak perlu menjadi orang lain dikehidupan masa depannya kelak, karena sejak kecil dia sudah diajarkan untuk tahu apa yang diinginkan. Sayangnya sekolah ini tidak ada dokumentasi atas permintaan kepala sekolah tersebut yang kebetulan membenci publikasi, dan ketika tahun 1945 sekolah ini hancur oleh bom dari Amerika, sekolah gerbong nan unik inipun lenyap tak bersisa.

Sekolah Dasar Tamoe Gakuen sangat menarik jika dibandingkan dengan sekolah pada umumnya yang terkesan membosankan dan mengutamakan kelas monolog daripada dialog. Sehingga siswa dalam proses belajar-mengajar lebih sering diam menunggu perintah dari pada mengembangkan pola berpikir. Hal inilah yang memasung kreativitas siswa dan ketika dewasa, kebanyakan siswa tersebut cenderung tidak bisa punya peran dalam kehidupan sosialnya dan tidak bisa berfikir untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat.

Filsafat Ilmu

Oleh: Ahmad Sopian

Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang disusun oleh Ismaun (2001)

• Robert Ackerman: Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
• Lewis White Beck: Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
• A. Cornelius Benjamin: Cabang pengetahuan filsafat yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.
• Michael V. Berry: Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.
• May Brodbeck: Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu.
• Peter Caws: Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan.
• Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry observational procedures, patens of argument, methods of representation and calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of their validity from the points of view of formal logic, practical methodology and metaphysics”. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).
Berdasarkan pendapat di atas kita memperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu, seperti :
• Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis)
• Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
• Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis). (Jujun S. Suriasumantri, 1982)

Wawancara

Oleh :
Nama : cepi Hidayat
Semester: IV (empat)
Jurusan : PAI


Nama Pengusaha : Asep Maulana
Pengusaha yang dijalani : konpeksi celana
Alamat : kp.cibubuay rt/rw 02/08, des cibodas,
kec pasirjambu, kabbandung.
1. Sejak kapan bapak asep merintis usaha konpeksi celana ini?
Pak asep: mulai merintis pada tahun 2002 setelah bapak menikah dengan bu siti aisyah istri yang sekarang,
2. Bapak bermula dengan modal berapa?
Pak Asep: kami bermodal uang 5juta dan kami punya mesim jahit dua dan mesin obras satu,
3. Bagaimana dengan pasilitas yang digunakan?
Pak Asep: Ea kami mengunakan pasilitas seadanya yaitu bertempat di rumah dan mesin yang kami punya. Pasilitas sekarang gimana? Alhamdulillah untuk tempat sekar udah punya tempat khusus dan mesin pun udah bertambah, jadi berapa? Untuk mesim jahit ad 13 dan mesin obras ada 2.
4. Untuk hasil penjahitan sekarang celana perhari mencapai berapa?
Pak Asep: Kurang lebih sekitar 30 celana
5. Obset yang didapat perbulan berapa?
Sekitar 15 juta
6. Kalau untuk pengeluarannya berapa?
Ea sekitar 11,5 juta.
7. Apakah bapak sebelum sukses punya masalah atau kendala?
Pak asep: itu pasti
8. Apa masalahnya?
Pak asep: Bermula saya gak begitu ahli baik dalam cara penjahitan kain dan penguntingannya makanya banyak bahan yang gagal, dan sering juga bukan maslah penjahitan atau pengguntingngan, tetapi seringkali kami tertipu sama pembli itu pun bukan sekali dua kali udah sering kami kerugian dalam maslah itu.
9. Apakah dengan tertipu bapak jd patah semangat?
Ea kalou pertama-tama kami jd putus asa
10. Trus gimana solusinya sekarang menjadi sukses?
kami terus dan terus untuk berusaha dan kami pun trus belajar dan lebih teliti lagi makanya hasilnya pun lumayan lebih baik, sehimgga kami mendapatkan kesuksesan juga
Sebenarnya masih panjang wawancara ini tapi saya cantukan sebagiannya, mudah-mudahan itu pun udah mencakup dengan ap yang dimaksu sa a-ustadz. Dan saya ngambil ibrah dari wawancara yaitu
1. Usaha yang dijalani dengan kegigihan, keuletan ketelitian, semangat dan mau belajar. insyaallah yang akan datang adalah keberhasilan.
2. Kegagalan bukanlah akhir dari usaha yang kita lakukan tetapi dengan kegagalan itu maka jadikanlah modal untuk kesuksesan kita

esensi Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela

Oleh:
Cepi HIdayat


Judul Buku: Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela
Penulis: Tetsuko Kuroyanagi
Penerbit: PT Gramedia
Jumlah Halaman: 272 Halaman
ISBN-10: 979 – 22 – 3655 – 4
ISBN-13: 978 – 979 – 22 – 3655 – 2

Sinopsis:
Sebagai seorang gadis cilik dengan segudang rasa ingin tahu, Totto-chan sering bertingkah laku aneh di sekolah. Mulai dari membuka tutup laci mejanya, hingga memanggil penyanyi jalanan, dan bahkan berdiri berjam-jam di depan jendela selama pelajaran berlangsung untuk berbicara pada burung walet! Gurunya tidak tahan lagi dengan tingkah laku Totto-chan dan akhirnya mengeluarkan dirinya dari sekolah. Saat itu Totto-chan masih berada di kelas 1 sehingga ibunya yang bijak memutuskan untuk tidak memberi tahu Totto-chan kalau ia telah dikeluarkan dari sekolah. Sebaliknya, ibu Totto-chan menemukan sebuah sekolah yang sangat cocok dengan anaknya. Nama sekolah itu adalah Tomoe Gakuen. Sekolah unik ini dikepalai oleh Sosaku Kobayashi, dengan metode pengajaran yang jauh berbeda dengan sekolah konvensional saat itu. Sekolah Tomoe mengedepankan rasa ingin tahu anak dan ada beragam hal menarik di sana, mulai dari kelas yang berupa gerbong kereta api, kebun yang indah, sampai metode pengajaran di mana para siswa dapat memilih pelajaran apa yang ingin mereka pelajari hari ini secara individual! Ya, setiap siswa dari satu kelas dapat memiliki aktivitas yang berbeda-beda, dengan minat yang berbeda pula, tapi semangat mereka begitu menggebu-gebu untuk mempelajari sesuatu. Namun sayangnya sekolah itu tidak dapat bertahan lama, sebuah bom meratakan sekolah itu dengan tanah. Saat itu Perang Pasifik telah pecah, dan pada saat itu sang kepala sekolah, Sosaku Kobayashi, berdiri tegar menatap terbakarnya sekolah yang dibuat dari uang pribadinya sendiri. Ia bahkan bertanya kepada anaknya tentang sekolah seperti apa yang akan ia buat lagi selanjutnya! Meskipun demikian, Tomoe Gakuen akan selalu menjadi kenangan manis dalam hidup siswa-siswanya, termasuk Totto-chan.
Tema dari novel ini sangatlah menarik, yaitu pendidikan. Novel ini adalah sebuah kejadian nyata dan dituliskan oleh Totto-chan sendiri, atau disebut juga Tetsuko Kuroyanagi. Karena latar belakang dari novel ini adalah sebuah pengalaman hidup yang nyata, deskripsi yang diberikan penulis begitu lengkap dan membuat kita seakan-akan turut berada di sana.
Penulis mengambil teknik penulisan yang sederhana dengan sudut pandang orang ketiga. Diselingi dengan ilustrasi yang lucu, novel ini sangatlah menarik untuk dibaca.
Penokohan yang digunakan oleh penulis tercermin melalui adegan-adegan nyata dan dialog yang diucapkan masing-masing karakter. Melalui novel ini, sang penulis juga mengenang teman-temannya di masa kanak-kanak yang masih lekat dalam ingatannya sebagai kenangan terindah yang tidak akan ia lupakan.
Kepiawaian penulis dalam menuliskan cerita sangat tampak dalam bahasanya sebagai seorang anak-anak. Meskipun saat ini Tetsuko sudah dewasa, ia seolah kembali ke masa kanak-kanaknya dan bercerita kepada para pembaca dengan begitu lancarnya.
Amanat yang terkandung dalam novel ini luar biasa banyaknya. Mulai dari kebijaksanaan sang ibu untuk tidak memberi tahu anaknya yang saat itu masih duduk di sekolah dasar kelas 1 bahwa ia telah dikeluarkan. Bayangkan apabila saat itu sang ibu malah menyalahkan Totto-chan? Ia pasti tidak dapat merasa begitu bersemangat dan menjalani hari dengan bahagia sejak hari pertamanya bersekolah di Tomoe Gakuen!
Sebagai pelajar, adakah seorang dari kita yang merasa begitu bersemangat dan tidak sabar menunggu pagi hanya untuk pergi ke sekolah? Beberapa di antara kita malah mungkin merasa muak dan malas untuk pergi ke sekolah. Rutinitas yang terasa membosankan, atau beragam faktor lainnya turut menghambat motivasi kita untuk pergi ke sekolah. Mari kita melihat para siswa dan siswi dari Tomoe Gakuen. Mereka begitu bersemangat untuk pergi ke sekolah. Menjalani metode pembelajaran yang memang membangkitkan rasa ingin tahu, bukan hanya sekadar memaparkan teori-teori saja. Inilah amanat yang harus diperhatikan oleh kita semua.
Amanat yang terkandung di dalam novel ini juga dapat diterapkan dalam membina jiwa pemimpin yang ada di dalam diri kita. Melalui sosok seorang kepala sekolah bernama Sosaku Kobayashi, kita dapat belajar tentang bagaimana berani untuk bertindak berbeda sesuai dengan keyakinan dan prinsip hidup masing-masing. Bagaimana beliau berani mencoba dan mempelajari sesuatu yang dianggap tidak biasa dengan beragam tanggapan dari orang-orang. Bagaimana beliau sebagai kepala sekolah mendekatkan diri dengan para anak muridnya melalui perhatian yang benar-benar tulus dari dalam hati. Juga tentang bagaimana untuk bersikap selalu tegar dalam situasi apa pun, termasuk ketika kita sedang mengalami kegagalan yang menurut kita sendiri adalah kegagalan terbesar dalam hidup. Pada akhirnya, saya sangat merekomendasikan novel ini untuk dibaca segala kalangan oleh karena segala nilai indah yang dapat kita petik darinya.

Resensi buku Life of pie

Oleh:
Nama :Cepihidayat
Fakultas/jur : Tarbiyyah/PAI

Semula aku mengira novel ini bercerita tentang seorang anak Cina ( Pi adalah nama marga Cina bukan?? ) tetapi aku salah, buku ini bercerita tentang anak India. Anak India berusia 16 tahun yang terapung selama 227 hari diatas sebuah sekoci karena kapal yang ditumpanginya tenggelam di samudera Pasifik. Lebih menarik lagi karena hanya dirinyalah satu-satunya manusia dalam sekoci tersebut, namun bukan satu-satunya penumpang, sekoci itu juga memuat harimau royal Bengal seberat 225 kg, yang siap memangsanya kapan saja.
Kisah Pi diawali dengan latar belakang kehidupan Pi seorang anak berusia 16 tahun, ayahnya adalah pengelola kebun binatang di India. Keadaan ini membuat Pi banyak mengetahui seluk-beluk dunia binatang. Pi adalah seorang anak yang cerdas dan juga saleh, dia memiliki kecintaan pada Tuhan dengan caranya sendiri yaitu menganut tiga agama sekaligus, tentu saja hal ini menimbulkan kebingungan bagi keluarga dan guru-guru agamanya. Dia minta dibabtis, tetapi juga minta sajadah untuk shalat dan tetap melakukan puja pada dewa-dewa. Ketika Pi ditanya kenapa tidak memilih satu agama saja dengan cerdas Pi menjawab "Semua agama itu baik adanya. Aku cuman ingin mengasihi Tuhan.”
Suatu waktu keluarga "Pi" memutuskan untuk pindah ke Kanada, setelah mengurus penjualan kebun binatangnya yang ternyata membutuhkan waktu selama setahun maka pergilah Pi berserta keluarganya menuju Kanada dengan menggunakan kapal barang Jepang dengan membawa beberapa binatang yang dibawanya untuk dijual ke Kebun Binatang AS.
Pada tanggal 21 Juni 1977, kapal barang Tsimtsum berlayar dari Madras menuju Canada. Pada saat perjalanan menuju Kanada inilah kapal barang yang ditumpanginya karam.di tengah-tengah Samudra Pasifik. Pi berhasil menyelamatkan diri dengan sekoci bersama dengan seekor hynena, seekor zebra yang kakinya patah, seekor orang utan betina, dan seekor harimau Royal Bengal seberat 225 kg. Selama lebih dati tujuh bulan sekoci itu terombang-ambing di Samudera Pasifik yang ganas, berbagai cara dilakukan oleh Pi agar dia dapat terus bertahan hidup.
Walaupun cerita ini fiksi, tetapi penuturan dan kekayaan bahasa dan ilmu dari penulisnya membuat perjalanan Pi di samudera nan luas itu begitu nyata. Saya sebagai pembaca seolah merasakan sendiri perjuangan untuk tetap hidup dari hari ke hari, sampai akhirnya sekoci itu terdampar di suatu pulau kecil di Mexico. Cerita ini sangat inspiratif, membuat kita lebih menghargai dan mensyukuri hidup, seburuk apapun kondisinya.

KESIMPULAN
Life of Pi adalah cerita tentang berjuang untuk bertahan hidup melalui peluang yang tampaknya tidak dapat diatasi. Penduduk terdampar dari sekoci kecil tidak hanya menyetujui untuk nasib mereka: mereka aktif berjuang melawannya. Pi meninggalkan vegetarian seumur hidup dan makan ikan untuk mempertahankan dirinya sendiri. Orange Juice, orangutan damai, perkelahian galak terhadap si hyena. Bahkan zebra terluka parah pertempuran untuk tetap hidup, perlahan, perjuangan menyakitkan jelas menggambarkan kekuatan semata gaya hidupnya. Sebagai Martel membuat jelas dalam novelnya, makhluk hidup akan sering melakukan hal-hal yang luar biasa, tak terduga, dan kadang-kadang heroik untuk bertahan hidup. Pada akhir novel, ketika Pi meningkatkan kemungkinan bahwa harimau galak, Richard Parker, sebenarnya satu aspek dari kepribadian sendiri, dan bahwa Pi dirinya bertanggung jawab atas beberapa peristiwa mengerikan ia telah menceritakan, pembaca dipaksa untuk memutuskan apa macam tindakan yang dapat diterima dalam situasi hidup atau mati.

FILSAFAT ILMU

Oleh:
Nama : Cepi Hidayat
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)



Filsafat mengambil peran penting karena dalam filsafat kita bisa menjumpai pandangan-pandangan tentang apa saja (kompleksitas, mendiskusikan dan menguji kesahihan dan akuntabilitas pemikiran serta gagasan-gagasan yang bisa dipertanggung- jawabkan secara ilmiah dan intelektual (Bagir, 2005).
Menurut kamus Webster New World Dictionary, kata science berasal dari kata latin, scire yang artinya mengetahui. Secara bahasa science berarti “keadaan atau fakta mengetahui dan sering diambil dalam arti pengetahuan (knowledge) yang dikontraskan melalui intuisi atau kepercayaan. Namun kata ini mengalami perkembangan dan perubahan makna sehingga berarti pengetahuan yang sistematis yang berasal dari observasi, kajian, dan percobaan-percobaan yang dilakukan untuk menetukan sifat dasar atau prinsip apa yang dikaji. Sedangkan dalam bahasa Arab, ilmu (ilm) berasal dari kata alima yang artinya mengetahui. Jadi ilmu secara harfiah tidak terlalu berbeda dengan science yang berasal dari kata scire. Namun ilmu memiliki ruang lingkup yang berbeda dengan science (sains). Sains hanya dibatasi pada bidang-bidang empirisme–positiviesme sedangkan ilmu melampuinya dengan nonempirisme seperti matematika dan metafisika (Kartanegara, 2003).
Berbicara mengenai ilmu (sains) maka tidak akan terlepas dari filsafat. Tugas filsafat pengetahuan adalah menunjukkan bagaimana “pengetahuan tentang sesuatu sebagaimana adanya”. Will Duran dalam bukunya The story of Philosophy mengibaratkan bahwa filsafat seperti pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri. Pasukan infanteri inilah sebagai pengetahuan yang di antaranya ilmu. Filsafat yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan.
Semua ilmu baik ilmu alam maupun ilmu sosial bertolak dari pengembangannya sebagai filsafat. Nama asal fisika adalah filsafat alam (natural philosophy) dan nama asal ekonomi adalah filsafat moral (moral philosophy). Issac Newton (1642-1627) menulis hukum-hukum fisika sebagai Philosophiae Naturalis Principia Mathematica (1686) dan Adam Smith (1723-1790) Bapak Ilmu Ekonomi menulis buku The Wealth Of Nation (1776) dalam fungsinya sebagai Professor of Moral Philosophy di Universitas Glasgow.
Agus Comte dalam Scientific Metaphysic, Philosophy, Religion and Science, 1963 membagi tiga tingkat perkembangan ilmu pengetahuan yaitu: religius, metafisic dan positif. Dalam tahap awal asas religilah yang dijadikan postulat ilmiah sehingga ilmu merupakan deduksi atau penjabaran religi. Tahap berikutnya orang mulai berspekulasi tentang metafisika dan keberadaan wujud yang menjadi obyek penelaahan yang terbebas dari dogma religi dan mengembangkan sistem pengetahuan di atas dasar postulat metafisik. Tahap terakhir adalah tahap pengetahuan ilmiah (ilmu) di mana asas-asas yang digunakan diuji secara positif dalam proses verifikasi yang obyektif. Tahap terakhir Inilah karakteristik sains yang paling mendasar selain matematika.
Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat pengetahuan atau sering juga disebut epistimologi. Epistimologi berasal dari bahasa Yunani yakni episcmc yang berarti knowledge, pengetahuan dan logos yang berarti teori. Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh J.F. Ferier tahun 1854 yang membuat dua cabang filsafat yakni epistemology dan ontology (on=being, wujud, apa + logos=teori ), ontology ( teori tentang apa).
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu adalah dasar yang menjiwai dinamika proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Ini berarti bahwa terdapat pengetahuan yang ilmiah dan tak-ilmiah. Adapun yang tergolong ilmiah ialah yang disebut ilmu pengetahuan atau singkatnya ilmu saja, yaitu akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasi dan diorganisasi sedemikian rupa; sehingga memenuhi asas pengaturan secara prosedural, metologis, teknis, dan normatif akademis. Dengan demikian teruji kebenaran ilmiahnya sehingga memenuhi kesahihan atau validitas ilmu, atau secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
Sedang pengetahuan tak-ilmiah adalah yang masih tergolong prailmiah. Dalam hal ini berupa pengetahuan hasil serapan inderawi yang secara sadar diperoleh, baik yang telah lama maupun baru didapat. Di samping itu termasuk yang diperoleh secara pasif atau di luar kesadaran seperti ilham, intuisi, wangsit, atau wahyu (oleh nabi). (Tafsir, Ahmad, Filsafat Ilmu, 2006)
Dengan lain perkataan, pengetahuan ilmiah diperoleh secara sadar, aktif, sistematis, jelas prosesnya secara prosedural, metodis dan teknis, tidak bersifat acak, kemudian diakhiri dengan verifikasi atau diuji kebenaran (validitas) ilmiahnya. Sedangkan pengetahuan yang prailmiah, walaupun sesungguhnya diperoleh secara sadar dan aktif, namun bersifat acak, yaitu tanpa metode, apalagi yang berupa intuisi, sehingga tidak dimasukkan dalam ilmu. Dengan demikian, pengetahuan pra-ilmiah karena tidak diperoleh secara sistematis-metodologis ada yang cenderung menyebutnya sebagai pengetahuan “naluriah”.
Dalam sejarah perkembangannya, di zaman dahulu yang lazim disebut tahap-mistik, tidak terdapat perbedaan di antara pengetahuanpengetahuan yang berlaku juga untuk obyek-obyeknya. Pada tahap mistik ini, sikap manusia seperti dikepung oleh kekuatan-kekuatan gaib di sekitarnya, sehingga semua obyek tampil dalam kesemestaan dalam artian satu sama lain berdifusi menjadi tidak jelas batas-batasnya.
Tiadanya perbedaan di antara pengetahuan-pengetahuan itu mempunyai implikasi sosial terhadap kedudukan seseorang yang memiliki kelebihan dalam pengetahuan untuk dipandang sebagai pemimpin yang mengetahui segala-galanya. Fenomena tersebut sejalan dengan tingkat kebudayaan primitif yang belum mengenal berbagai organisasi kemasyarakatan, sebagai implikasi belum adanya diversifikasi pekerjaan. Seorang pemimpin dipersepsikan dapat merangkap fungsi apa saja, antara lain sebagai kepala pemerintahan, hakim, guru, panglima perang, pejabat pernikahan, dan sebagainya. Ini berarti pula bahwa pemimpin itu mampu menyelesaikan segala masalah, sesuai dengan keanekaragaman fungsional yang dicanangkan kepadanya.
Tahap berikutnya adalah tahap-ontologis, yang membuat manusia telah terbebas dari kepungan kekuatan-kekuatan gaib, sehingga mampu mengambil jarak dari obyek di sekitarnya, dan dapat menelaahnya. Orang-orang yang tidak mengakui status ontologis obyek-obyek metafisika pasti tidak akan mengakui status-status ilmiah dari ilmu tersebut. Itulah mengapa tahap ontologis dianggap merupakan tonggak ciri awal pengembangan ilmu. Dalam hal ini subyek menelaah obyek dengan pendekatan awal pemecahan masalah, semata-mata mengandalkan logika berpikir secara nalar. Hal ini merupakan salah satu ciri pendekatan ilmiah yang kemudian dikembangkan lebih lanjut menjadi metode ilmiah yang makin mantap berupa proses berpikir secara analisis dan sintesis. Dalam proses tersebut berlangsung logika berpikir secara deduktif, yaitu menarik kesimpulan khusus dari yang umum. Hal ini mengikuti teori koherensi, yaitu perihal melekatnya sifat yang terdapat pada sumbernya yang disebut premis-premis yang telah teruji kebenarannya, dengan kesimpulan yang pada gilirannya otomatis mempunyai kepastian kebenaran. Dengan lain perkataan kesimpulan tersebut praktis sudah diarahkan oleh kebenaran premis-premis yang bersangkutan. Walaupun kesimpulan tersebut sudah memiliki kepastian kebenaran, namun mengingat bahwa prosesnya dipandang masih bersifat rasional–abstrak, maka harus dilanjutkan dengan logika berpikir secara induktif. Hal ini mengikuti teori korespondensi, yaitu kesesuaian antara hasil pemikiran rasional dengan dukungan data empiris melalui penelitian, dalam rangka menarik kesimpulan umum dari yang khusus. Sesudah melalui tahap ontologis, maka dimasukan tahap akhir yaitu tahap fungsional.
Pada tahap fungsional, sikap manusia bukan saja bebas dari kepungan kekuatan-kekuatan gaib, dan tidak semata-mata memiliki pengetahuan ilmiah secara empiris, melainkan lebih daripada itu. Sebagaimana diketahui, ilmu tersebut secara fungsional dikaitkan dengan kegunaan langsung bagi kebutuhan manusia dalam kehidupannya. Tahap fungsional pengetahuan sesungguhnya memasuki proses aspel aksiologi filsafat ilmu, yaitu yang membahas amal ilmiah serta profesionalisme terkait dengan kaidah moral.
Sementara itu, ketika kita membicarakan tahap-tahap perkembangan pengetahuan dalam satu nafas tercakup pula telaahan filsafat yang menyangkut pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Pertama, dari segi ontologis, yaitu tentang apa dan sampai di mana yang hendak dicapai ilmu. Ini berarti sejak awal kita sudah ada pegangan dan gejala sosial. Dalam hal ini menyangkut yang mempunyai eksistensi dalam dimensi ruang dan waktu, dan terjangkau oleh pengalaman inderawi. Dengan demikian, meliputi fenomena yang dapat diobservasi, dapat diukur, sehingga datanya dapat diolah, diinterpretasi, diverifikasi, dan ditarik kesimpulan. Dengan lain perkataan, tidak menggarap hal-hal yang gaib seperti soal surga atau neraka yang menjadi garapan ilmu keagamaan.
Telaahan kedua adalah dari segi epistimologi, yaitu meliputi aspek normatif mencapai kesahihan perolehan pengetahuan secara ilmiah, di samping aspek prosedural, metode dan teknik memperoleh data empiris. Kesemuanya itu lazim disebut metode ilmiah, meliputi langkahlangkah pokok dan urutannya, termasuk proses logika berpikir yang berlangsung di dalamnya dan sarana berpikir ilmiah yang digunakannya.
Telaahan ketiga ialah dari segi aksiologi, yang sebagaimana telah disinggung di atas terkait dengan kaidah moral pengembangan penggunaan ilmu yang diperoleh.: (Suriasumantri, 1993)
Teori pengetahuan yang bersifat subjektif akan memberikan jawaban ”TIDAK”, kita tidak akan mungkin mengetahui, menemukan hal-hal yang ada di balik pengaman dan ide kita. Sedangkan teori pengetahuan yang bersifat obyektif akan memberikan jawaban ”YA”.

Faham-faham filsafat

Oleh:
Nama : Cepi Hidayat
Fakultas/jur : Tarbiyyah/PAI
Seester: IV

1. Idealisme berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif. Atau nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang apabila orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan diri dengan sesuatu yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai pengalaman emosional yang berupa pemahaman dan perasaan, senang tak senang mengenai nilai tersebut.
Istilah idealisme yang menunjukkan suatu pandangan dalam filsafat belum lama dipergunakan orang. Namun demikian, pemikiran tentang ide telah dikemukakan oleh Plato sekitar 2.400 tahun yang lalu. Menurut Plato, realitas yang fundamental adalah ide, sedangkan realitas yang tampak oleh indera manusia adalah bayangan dari ide tersebut. Bagi kelompok idealis alam ini ada tujuannya yang bersifat spiritual. Hukum-hukum alam dianggap sesuai dengan kebutuhan watak intelektual dan moral manusia. Mereka juga berpendapat bahwa terdapat suatu harmoni yang mendasar antara manusia dengan alam. Manusia memang bagian dari proses alam, tetapi ia juga bersifat spiritual, karena manusia memiliki akal, jiwa, budi, dan nurani.
2. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.
3. Empirisme adalah suatu paham yang menekankan pengalaman atau panca indera dalam sumber pemikirannya dan pengetahuannya. Kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia bukan didapatkan lewat penalaran rasional yang abstrak namun lewat pengalaman yang kongkret. Gejala-gejala alamiah menurut anggapan kaum empiris adalah bersifat kongkret dan dapat dinyatakan lewat tangkapan panca indera manusia. Gejala itu kalau kita telaah lebih lanjut mempunyai beberapa karakteristik tertentu, umpamanya saja terdapat pola yang teratur mengenai suatu kejadian tertentu. Suatu benda padat kalau dipanaskan akan memanjang. Langit mendung diikuti dengan turunnya hujan. Demikian seterusnya dimana pengamatan kita akan membuahkan pengetahuan mengenai berbagai gejala yang mengikuti pola-pola tertentu. Di samping itu, kita melihat adanya karakteristik lain yakni adanya persamaan dan pengulangan. Dengan mempergunakan metode-metode induktif maka dapat dapat disusun pengetahuan yang berlaku secara umum lewat pengamatan terhadap gejala-gejala fisik yang bersifat individual.
Masalah utama yang timbul dalam penyusunan pengetahuan secra empiris ini adalah bahwa pengetahuan yang dikumpulkan itu cenderung untuk menjadi suatu kumpulan fakta-fakta. Suatu kumpulan mengenai fakta, atau kaitan antara berbagai fakta, belum menjamin terwujudnya suatu system pengetahuan yang sistematis.
4. Positivisme Adalah anggapan bahwa yang berarti itu hanya proposisi analitik yang dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Pengertian dan paham pragmatis dekat dengan empirisme yang menggunakan panca indera atau pengalaman, namun pada aliran positivisme ini menggunakan logiko, hipotiko, dan verifikasi dalam metode pengetahuannya.
5. Rasionalisme Para penganut rasionalisme berpandangan bahwa satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal) seseorang. Perkembangan pengetahuan mulai pesat pada abad ke-18. Orang yang dianggap sebagai bapak rasionalisme adalah Rene Descartez (1596-1650) yang juga dinyatakan sebagai bapak filsafat modern. Semboyannya yang terkenal adalah cogito ergo sum (saya berpikir, jadi saya ada).
6. Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu.
7. Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory). Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya, John Stuart Mill. Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan
8. Realisme Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi atau, pengetahuan terbentuk berkat bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi satu kesatuan.
9. Progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan.
10. Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula.
11. Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu.

Analisis Film : A Beautiful Mind

Oleh:
Nama : Cepi hidayat
Fakultas/jur : Tarbiyyah/PAI

Film A Beautiful Mind mengisahkan seorang matematikawan John Nash (Russel Crowe) peraih nobel dalam bidang ilmu ekonomi pada tahun 1994. Dia adalah seorang matematikawan jenius tapi tak simpatik dan agak apatis. Dimulai tahun 1947 ketika dia bersekolah di perguruan tinggi Princeton dengan mendapat beasiswa Carniege. John Nash merupakan mahasiswa yang unik, ia tidak menyukai perkuliahan dan suka membolos, karena menurutnya berkuliah hanya membuang waktu saja dan mengekang kreativitas seseorang, dan hanya membuat otak menjadi tumpul. Nash lebih suka belajar secara otodidak, memahami dan memecahkan dinamika pergerakan natural melalui pemikirannya sendiri yang sangat kreatif. Nash lebih banyak meluangkan waktu di luar kelas demi mendapatkan ide orisinil untuk meraih gelar doktornya. Akhirnya dia berhasil diterima di pusat penelitian bergengsi, Wheeler Defense Lab di MIT.
Di lain sisi Nash mengidap penyakit gangguan jiwa skizofrenia yaitu suatu gangguan jiwa dimana penderitanya tidak bisa membedakan antara halusinasi dan kenyataan. Sebenarnya penyakitnya tersebut sudah dideritanya sejak dia berada di Princeton, namun semakin parah ketika ia mengajar di MIT. Hidup Nash mulai berubah ketika ia diminta Pentagon memecahkan kode rahasia yang dikirim tentara Soviet. Di sana, ia bertemu agen rahasia William Parcher. Dari agen rahasia tersebut, ia diberi pekerjaan sebagai mata-mata. Pekerjaan barunya ini membuat Nash terobsesi sampai ia lupa waktu dan hidup di dunianya sendiri.
Film ini diakhiri dengan adegan John Nash ketika menerima hadiah Nobel di Swedia pada tahun 1994 untuk teori ekulibriumnya yang banyak berjasa pada teori-teori ekonomi.
Ia menutup penganugerahan tersebut dengan mengatakan: “Aku selalu percaya akan angka. Dalam persamaan dan logika, yang membawa pada akal sehat. Tapi setelah seumur hidup mengejar, aku bertanya, apa logika sebenarnya? Siapa yang memutuskan apa yang masuk akal? Pencarianku membawaku ke alam fisik, metafisik, delusional. Telah kudapatkan penemuan penting dalam karirku, hidupku. Hanya dipersamaan misterius cinta, alasan logis bisa ditemukan”.
Film ini juga memberi kita pesan bahwa kekuatan sebuah cinta mengalahkan apapun. Kesabaran dari seorang istri sehingga Nash mampu bangkit dan meraih nobel di tahun 1994.

ANALISA
Dari film tersebut dapat diketahui bahwa John Nash menderita skizofrenia paranoid, yang ditandai dengan simpton – simpton/ indikasi sebagai berikut:
1. adanya delusi atau waham, yakni keyakinan palsu yang dipertahankan.
- Waham Kejar (delusion of persecution), yaitu keyakinan bahwa orang atau kelompok tertentu sedang mengancam atau berencana membahayakan dirinya, dalam film tersebut yaitu agen pemerintah dan mata – mata rusia. Waham ini menjadikannya paranoid, yang selalu curiga akan segala hal dan berada dalam ketakutan karena merasa diperhatikan, diikuti, serta diawasi.

- Waham Kebesaran (delusion of grandeur), yaitu keyakinan bahwa dirinya memiliki suatu kelebihan dan kekuatan serta menjadi orang penting. John Nash menganggap dirinya adalah pemecah kode rahasia terbaik dan mata – mata/agen rahasia.
- Waham Pengaruh (delusion of influence), adalah keyakinan bahwa kekuatan dari luar sedang mencoba mengendalikan pikiran dan tindakannya. Adegan yang menunjukkan waham ini yaitu ketika disuruh membunuh isterinya, ketika disuruh menunjukkan bahwa dia jenius, dan ketika diyakinkan bahwa dia tidak berarti oleh para teman halusinasinya.
2. adanya halusinasi,
yaitu persepsi palsu atau menganggap suatu hal ada dan nyata padahal kenyataannya hal tersebut hanyalah khayalan. John Nash mengalami halusinasi bertemu dengan tiga orang yang secara nyata tidak ada yaitu Charles Herman (teman sekamarnya), William Parcher (agen pemerintah) dan Marcee (keponakan Charles Herman). Selain itu juga laboratorium rahasia, dan juga nomer kode yang dipasang pada tangannya.
3. gejala motorik dapat dilihat dari ekpresi wajah yang aneh dan khas diikuti dengan gerakan tangan, jari dan lengan yg aneh.
Indikasi ini sangat jelas ketika John Nash berkenalan dengan teman – temannya dan juga jika dilihat dari cara berjalannya.
4. adanya gangguan emosi,
Adegan yang paling jelas yaitu ketika John Nash menggendong anaknya dengan tanpa emosi sedikitpun.

5. social withdrawl (penarikan sosial),
John Nash tidak bisa berinteraksi sosial seperti orang – orang pada umumnya, dia tidak menyukai orang lain dan menganggap orang lain tidak menyukai dirinya sehingga dia hanya memiliki sedikit teman.

Stressor atau kejadian – kejadian yang menekan
yang membuat skizofrenia John Nash bertambah parah, yaitu
- Kalah bermain dari temannya
- Merasa gagal berprestasi untuk mendapatkan cita – citanya
- Merasa tidak dapat melayani isterinya
- Tidak bisa bekerja atau mendapatkan pekerjaan kembal
Karakter Pribadi John Nash,
yaitu:
- Pemalu, introvert, penyendiri, rendah diri (merasa dirinya tidak disukai orang lain), kaku, tidak suka bergaul (tidak menyukai orang lain), penarikan diri dari lingkungan sosial.
- Dalam kenyataannya (cerita sebenarnya bukan di film ini) John Nash adalah pribadi yang pemarah, suka bermain wanita, keras, kaku dan antisemit.
Dalam film tersebut John Nash dibawa ke rumah sakit jiwa dan mendapatkan perawatan ECT (Electroshock Therapy) atau terapi elektrokonvulsif 5 kali seminggu selama 10 minggu. ECT merupakan terapi yang sering digunakan pada tahun 1940 – 1960 sebelum obat antipsikotik dan anti depresan mudah diperoleh. Cara kerja terapi ini yaitu mengalirkan arus listrik berdaya sangat rendah ke otak yang cukup untuk menghasilkan kejang yang mirip dengan kejang epileptik. Kejang inilah yang menjadi terapetik bukan arus listriknya. Sebelum dilakukan ECT pasien disuntikkan insulin sebagai pelemas otot yang akan mencegah spasme konvulsif otot-otot tubuh dan kemungkinan cedera. Efek samping penggunaan ECT adalah kelupaan atau gangguan memori. Efek samping ini dapat dihindari dengan menjaga rendahnya arus listrik yang dialirkan.

Setelah menjalani perawatan di rumah sakit jiwa, John Nash menjalani perawatan di rumah dengan Obat Psikoterapetik. Obat ini harus terus diminum secara teratur oleh penderita skizofrenia. Meskipun obat ini tidak dapat menyembuhkan skizofrenia, namun obat – obat antipsikotik akan membantu penderita untuk menghilangkan halusinasi dan konfusi, serta memulihkan proses berpikir rasional. Cara kerja obat – obat antipsikotik yaitu menghambat reseptor dopamin dalam otak. Efek dari pemakaian obat tersebut yaitu : Sulit berkosentrasi, menghambat proses berpikir, tidak memiliki gairah seksual.
Selain terapi biologis, John Nash juga mendapat terapi dari isterinya yaitu berupa dukungan sosial yang diberikan kepadanya, rasa empati, penerimaan, mendorong untuk mulai berinteraksi sosial (dengan tukang sampah), dan dorongan untuk tidak berputus asa dan terus berusaha. Terapi Sosial ini sangat membantu penderita skizofrenia dalam menghadapi peristiwa – peristiwa yang menjadi stressor bagi penderita.
Sampai saat ini Skizofrenia adalah salah satu penyakit mental yang belum diketahui pasti penyebabnya. Bukti terbaru mengatakan bahwa struktur maupun aktivitas otak penderitanya adalah abnormal, namun demikian selain penyebab genetik (biologis) bisa dimungkinkan bahwa skizofrenia juga disebabkan oleh faktor sosial dan psikologis.

Life Of Pi

Oleh:
Nama : Imas Siti Zubaidah

Semester : 4 (PAI)

Seorang tokoh penulis anonim menjelaskan bahwa ia melakukan perjalanan dari rumahnya di Kanada ke India karena dia merasa gelisah. Di sana, sambil menyeruput kopi di sebuah kafe di kota Pondicherry, ia bertemu seorang pria tua bernama Francis Adirubasamy yang menawarkan menceritakan sebuah cerita yang cukup fantastis untuk memberinya iman dalam Tuhan. Cerita ini adalah bahwa Pi Patel. Penulis kemudian bergeser ke cerita itu sendiri, tetapi tidak sebelum memberitahu pembaca bahwa account akan menemukan lebih alami jika ia mengatakan itu dalam suaranya sendiri Pi.
Pi meriwayatkan dari usia lanjut, melihat kembali pada kehidupan sebelumnya sebagai sebuah sekolah tinggi dan mahasiswa di Toronto, kemudian lebih jauh kembali ke masa kanak-kanaknya di Pondicherry. Ia menjelaskan bahwa ia telah menderita sangat dan menemukan penghiburan dalam agama dan zoologi. Pi ini dinamai Molitor Piscine, sebuah klub renang Paris dengan dua kolam yang Adirubasamy digunakan untuk sering. Kita belajar bahwa ayah Pi sekali berlari Kebun Binatang Pondicherry, mengajar Pi dan saudaranya, Ravi, tentang sifat berbahaya dari binatang dengan memberi makan seekor kambing hidup sampai harimau di depan mata muda mereka. Pi, dibesarkan sebagai seorang Hindu, menemukan Kristen, kemudian Islam, memilih untuk mempraktekkan semua tiga agama secara bersamaan. Termotivasi oleh politik perselisihan's India,'s orangtua Pi memutuskan untuk pindah keluarga ke Kanada; pada tanggal 21 Juni 1977, mereka berlayar di kapal kargo, bersama dengan kru dan banyak kandang penuh makhluk kebun binatang.
Pi menempel ke sekoci dan mendorong seekor harimau, Richard Parker, untuk bergabung dengannya. Kemudian, menyadari kesalahannya dalam membawa binatang liar di atas kapal, Pi melompat ke laut. Narasi tersebut melompat kembali dalam waktu sebagai Pi menjelaskan suara ledakan dan kekacauan dari tenggelam: awak kapal melemparkan dia ke sebuah sekoci, di mana ia segera menemukan dirinya sendiri dengan zebra, orangutan, dan hyena, semua tampaknya kaget. Keluarganya hilang. Badai reda dan Pi merenungkan situasi yang sulit. Si hyena membunuh zebra dan orangutan, dan kemudian-untuk intens Pi kejutan-Richard Parker menyatakan diri: harimau telah di bawah sekoci selama ini. Segera harimau membunuh hyena, dan Pi dan Richard Parker sendirian bersama di laut. Pi subsists di atas air kaleng dan air laut disaring, ransum darurat, dan kehidupan laut yang baru tertangkap. Dia juga menyediakan bagi harimau, yang dia master dan kereta api.
Hari-hari berlalu perlahan dan penumpang sekoci itu hidup berdampingan dengan hati-hati. Selama serangan kebutaan sementara disebabkan oleh dehidrasi, Pi memiliki berjalan-in dengan yang lain terbuang buta. Kedua membahas makanan dan menambatkan perahu mereka satu sama lain. Ketika orang buta serangan Pi, berniat untuk memakannya, Richard Parker membunuhnya. Tidak lama setelah itu, perahu menarik sampai sebuah pulau aneh pohon yang tumbuh langsung dari vegetasi, tanpa tanah apapun. Pi dan Richard Parker tinggal di sini selama beberapa waktu, tidur di perahu mereka dan menjelajahi kepulauan di siang hari. Pi menemukan sebuah koloni besar meerkat-meerkat yang tidur di pohon-pohon dan kolam air tawar. Suatu hari, Pi menemukan gigi manusia dalam buah pohon dan datang pada kesimpulan bahwa pulau itu makan orang. Dia dan kepala Richard Parker kembali ke laut, akhirnya mencuci mendarat di pantai Meksiko. Richard Parker kabur, dan penduduk desa mengambil Pi ke rumah sakit.
Di Bagian Tiga, dua pejabat dari wawancara Kementerian Transportasi Jepang Pi tentang waktu di laut, berharap untuk menjelaskan pada nasib kapal hancur. Pi menceritakan cerita seperti di atas, tapi tidak sepenuhnya memenuhi orang skeptis. Jadi dia mengatakan itu lagi, kali ini menggantikan hewan dengan manusia: koki rakus bukan seekor hyena, seorang pelaut bukan zebra, dan ibunya bukan orangutan. Para pejabat mencatat bahwa dua cerita cocok dan yang kedua jauh lebih mungkin. Dalam laporan terakhir mereka, mereka memuji Pi untuk hidup begitu lama dengan harimau dewasa.
Beberapa waktu kemudian, Pi dan Richard Parker datang atas tanah dalam apa ternyata Meksiko. Richard Parker pergi segera berangkat ke hutan tanpa jenis selamat tinggal atau pengakuan ke Pi. Segera Pi ditemukan oleh manusia, tapi ia menangis selama ditinggalkan Richard Parker. Orang-orang yang menemukan dia mandi dia dan memberinya makan, dan ia dibawa ke rumah sakit.
Bagian terakhir berisi Okamoto's laporan Mr setelah interogasi, di mana ia mengatakan bahwa penyebab 's tenggelam Tsimtsum tidak mungkin untuk menentukan, dan referensi menakjubkan feat's Pi memiliki bertahan 227 hari di laut dengan harimau dewasa.

Resume Totto-chan, Gadis Cilik di Jendela

Oleh:
Imas Siti Zubaedah

BIOGRAFI BUKU
Judul Asli : Madogiwa No Totto-chan
Penulis : Tetsuko Kuroyanagi
Daerah Asal : Jepang
Judul : Totto-chan, Gadis Cilik di Jendela
Alih Bahasa : Widya Kirana
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jl. Palmerah Barat 29-37, blok I Lt. 4-5 Jakarta
Edisi : Soft Cover
ISBN : 979220234X
ISBN-13 : 9789792202342
Tahun Penerbitan : 2003
Bahasa : Indonesia
Tebal Buku : 271 halaman
Harga : Rp 55.000,- (discount Rp 45.000,-)
Cover :











TEMA
Mendobrak system pendidikan formal yang memasung kreativitas anak.

ULASAN BUKU
Totto-chan adalah seorang anak yang mempunyai segudang rasa ingin tahu. Dia berumur 7 tahun dan duduk di kelas satu SD. Memang seperti anak kecil kebanyakan, tetapi menurut gurunya di sekolah yang lama, sang gadis kecil telah membuat kacau kelasnya, sehingga Totto-chan pun dikeluarkan dari sekolah. Guru itu pun menceritakan berbagai kenakalan Totto-chan. Totto-chan tidak pernah berhenti membuka-tutup mejanya. Setelah satu jam kemudian dia meninggalkan tempat duduknya lalu berdiri di depan jendela, memandang keluar. Kemudian guru itu pun berpikir, selama Totto-chan tidak membuat keributan, biar saja dia berdiri di sana, tapi tiba- tiba gadis cilik itu memanggil pengamen jalanan yang berpakaian kumuh, sehingga kelas pun menjadi gaduh.
Perbuatan Totto-chan ini menyulut emosi sang guru. Tidak hanya guru di kelasnya yang kesal atas perbuatan Totto-chan, guru-guru lain pun terganggu oleh ulahnya. Oleh karena itu, Mama Totto-chan pun terpaksa harus mencari sekolah lain, sekolah yang bisa memahami dan mengajari putri ciliknya untuk menyesuaikan diri dengan orang lain. Akan tetapi Mamanya tidak memberi tahu Totto-chan bahwa dia dikeluarkan dari sekolah, karena takut Totto-chan akan menderita tekanan batin.
Saat pertama kali menginjakkan kaki di sekolah barunya, Totto-chan merasa bermimpi. Sekolah itu bernama Tomoe Gakuen. Tomoe Gakuen sendiri adalah sebuah sekolah unik yang didirikan di Jepang pada tahun 1937. Ruang kelas sekolah barunya itu menggunakan enam gerbong kereta yang sudah tidak terpakai. Totto-chan pun menjerit kegirangan. Dia langsung menyukai sekolah barunya itu. Sekolah itu dipenuhi oleh bunga berwarna merah dan kuning.
Ketika Totto-chan bertemu dengan kepala sekolah, dia langsung merasa cocok walaupun awalnya dia merasa tidak nyaman. Kemudian dia menceritakan semua hal yang Dia sukai. Kepala sekolah di sekolah barunya, Sosaku Kobayashi membuat ia merasa aman, hangat dan senang.
Memang, sekolah itu berbeda dengan sekolah lainnya. Muridnya saja hanya ada kira-kira 50 orang. Apalagi ketika Totto-chan diajak melihat Aula tempat biasa murid-murid makan siang. Dia sangat heran, Murid-murid diwajibkan membawa makanan yang berasal dari laut dan pegunungan, sehingga Totto-chan pun tidak sabar menunggu hari esok.
Esok harinya, Totto-chan sangat gembira ketika mau pergi ke sekolah. Di kelas satu di sekolah Tomoe Gakuen, hanya ada 9 murid. Peraturan di kelas itu sangat aneh menurut Totto-chan. Setiap anak diberi satu bangku tetap, tetapi mereka boleh duduk sesuka hati, dimana saja dan kapan saja. Pelajarannya pun sangat aneh. Setiap anak dibebaskan memilih pelajaran yang akan dipelajarinya. Murid yang suka mengarang langsung menuliskan sesuatu dan anak yang menyukai pelajaran fisika bisa langsung memulai praktikum.
Metode pengajaran ini membuat para guru bisa mengamati perkembangan anak-anak, bidang apa saja yang mereka minati serta cara berpikir dan karakter mereka. Bagi murid- murid memulai hari dengan mempelajari sesuatu yang paling mereka sukai merupakan hal yang sangat menyenangkan.
Akhirnya, tibalah waktu makan siang. Setiap anak diwajibkan untuk membawa makanan yang berasal dari laut dan pegunungan. Makanan yang dari laut contohnya seperti ikan dan tsukuda-ni (udang kecil dan sejenisnya yang direbus dengan kecap dan sake manis). Sementara makanan yang berasal dari pegunungan berarti makanan dari daratan seperti sayuran, daging sapi dan ayam.
Mama Totto-chan sangat terkesan dengan cara ini dan berpendapat bahwa sangat sedikit kepala sekolah yang mampu menetapkan aturan makan seperti itu secara sederhana. Anehnya, keharusan untuk memilih hanya dari dua kategori itu, membuat pekerjaan menyiapkan bekal makan siang menjadi lebih sederhana.
Totto-chan merasa gugup di hari pertama ketika makan siang, tetapi acara itu menurutnya sangat menyenangkan serta yang lebih menyenangkan lagi menurutnya adalah ketika menyantap bekal buatan mama, rasanya sungguh lezat.
Setiap hari di Tomoe Gakuen selalu penuh kejutan menurut Totto-chan. Ia begitu bersemangat pergi ke sekolah, dan setiap kali pulang dia tidak pernah berhenti bicara. Dia menceritakan semua yang dilakukannya di sekolah hari itu kepada orang tuanya dan Rocky, anjingnya.
Bahkan ketika sudah terbiasa dengan sekolah barunya, Totto-chan masih saja punya segudang cerita untuk diceritakannya setiap hari. Orang tuanya sangat bersyukur karena Totto-chan sangat menikmati sekolahnya. Pemupukan kepercayaan diri juga dilakukan terhadap anak-anak yang memiliki hambatan fisik yang kebetulan bersekolah di Tomoe. Perlombaan pada saat perayaan Hari Olahraga di Tomoe sepertinya dirancang sedemikian rupa sehingga mereka dapat ikut serta, bahkan dapat menjadi pemenang.
Takahashi, seorang murid yang tubuh, tangan dan kakinya berukuran pendek, mampu meraih juara umum. Kaki dan tangan Takahashi yang pendek membantunya memenangkan bermacam-macam lomba, seperti perlombaan menaiki tangga yang anak tangganya tersusun rapat, dan perlombaan merayap ke dalam ikan karper yang terbuat dari kain. Perlombaan yang berhasil membuat seorang anak yang memiliki hambatan fisik merasa dirinya mampu berprestasi seperti anak-anak lainnya.
Bahkan saking ingin menjaga mental anak didiknya, Kepala Sekolah pernah memarahi seorang guru yang pada saat menerangkan pelajaran biologi menanyakan pada seorang anak, apakah anak itu masih punya ekor? pertanyaan yang wajar ditanyakan seorang guru saat pelajaran. Pertanyaan yang biasa saja bila ditujukan kepada anak normal, namun pertanyaan tersebut kebetulan ditujukan pada seorang anak yang mengalami kelainan pada pertumbuhan tubuhnya. Kepala Sekolah tak ingin perkembangan jiwa si anak terganggu, karena merasa dirinya dianggap makhluk aneh.
Pada suatu hari, dalam perjalanan sekolah di atas kereta api, Totto-chan berpikir apakah Tomoe Gakuen punya lagu sekolah. Karena ingin tahu secepat mungkin, ia tidak sabar menunggu hingga kereta tersebut sampai ke stasiun yang terdekat di sekolahnya.
Begitu kereta memasuki stasiun Jiyugaoka, Totto-chan langsung melompat turun dan melesat dengan cepat. Begitu masuk gerbong kelasnya, Dia langsung bertanya kepada temannya, apakah sekolah Tomoe Gakuen itu punya lagu sekolah, tetapi temannya menjawab tidak. Dia beserta teman- temannya pergi ke kantor kepala sekolah untuk meminta dibuatkan lagu sekolah, Kepala sekolahnya pun berjanji besok pagi lagu sekolah itu pasti siap.
Keesokan harinya, ada pengumuman yang ditempelkan disetiap kelas, yang menyuruh setiap anak dan guru berkumpul di lapangan sekolah. Totto-chan bergabung dengan murid-murid lain, semua penasaran ingin tahu. Sambil membawa papan tulis ke tengah lapangan, Kepala sekolah berkata, “ Nah, dengar, ini lagu untuk Tomoe, sekolah kalian”, akan tetapi lagu itu sangat pendek, sehingga anak-anak pun tidak menyukai lagu itu.
Kepala Sekolah pun merasa sedikit kecewa, tetapi dia tidak marah. Mungkin kepala sekolah tidak pernah berpikir untuk membuat lagu sekolah. Jadi, ketika nada-nada itu dihapus dari papan tulis, berakhirlah masalah dan Tomoe Gakuen tidak pernah punya lagu sekolah.
Nama Totto-chan yang sebenarnya adalah Tetsuko. Sebelum ia lahir, semua teman orang tuanya yakin bahwa bayi yang akan lahir itu berjenis kelamin laki-laki. Mereka pun memutuskan menamai bayi mereka Toru. Namun, ternyata yang lahir bayi perempuan, mereka sedikit kecewa. Tetapi mereka menyukai huruf Cina untuk Toru, maka mereka menggunakan huruf itu untuk nama anak perempuan dengan memakai ucapan versi Cina tetsuko dan menambahkan akhiran ko yang biasa digunakan untuk nama anak perempuan.
Semua orang memanggilnya Tetsuko-chan, tetapi bagi gadis cilik itu, nama itu tidak terdengar seperti Tetsuko-chan, sehingga, setiap kali seseorang bertanya siapa namanya, ia akan menjawab, Totto-chan. Ia bahkan mengira chan adalah bagian dari namanya. Papanya kadang memanggil Totsky seolah ia anak laki-laki.
Di sekolah Tomoe, akan ada sebuah gerbong baru untuk ruang perpustakaan, dan anak-anak yang ingin melihat datangnya gerbong tersebut harus menginap di sekolah, karena gerbong tersebut akan datang pada malam hari. Mereka pun berkumpul di sekolah, setelah sempat pulang ke rumah untuk mengambil piama dan selimut. Totto-chan dan teman-temannya tidak akan pernah lupa malam itu, saat gerbong yang baru datang.
Keesokan harinya, ada kejadian yang membuat Totto-chan bertambah heran. Kepala sekolah Tomoe Gakuen mengizinkan anak muridnya untuk berenang tanpa memakai sehelai baju pun. Ini dimaksudkan untuk mengajarkan muridnya bahwa semua tubuh itu indah. Karena ada beberapa murid di sekolah Tomoe Gakuen yang terkena polio dan cacat tubuh.
Kepala Sekolah berpendapat jika mereka bertelanjang dan bermain bersama, rasa malu itu akan hilang dan membantu menjauhkan mereka dari rasa rendah diri. Akibatnya hampir semua murid Tomoe Gakuen berkulit cokelat, dan hampir tidak ada yang kulitnya belang putih bekas baju renang.
Setelah liburan musim panas berakhir, semester kedua pun dimulai. Di Jepang, tahun ajaran sekolah dimulai pada bulan April. Pada waktu mau masuk sekolah, Kepala sekolah berpesan kepada para orangtua agar mengenakan pakaian paling usang ketika ke sekolah. Dia ingin semua murid mengenakan pakaian usang agar Mereka tidak perlu mengkhawatirkan pakaiannya akan kena lumpur atau robek. Menurutnya, sayang kalau anak-anak harus takut dimarahi akibat mengotori pakaiannya, atau ragu-ragu bergabung mengikuti suatu permainan karena cemas baju mereka akan robek.
Suatu pagi, sekolah Tomoe Gakuen kedatangan murid baru. Namanya Takahashi. Dia sekelas dengan Totto-chan dan berasal dari Osaka. Osaka adalah kota impian yang belum pernah dilihat Totto-chan. Saat itu Totto-chan meminta Takahashi untuk menceritakan tentang Osaka. Sayangnya, lonceng berdentang, tanda jam pelajaran pertama dimulai. Totto-chan pun merasa sedikit kecewa.
Dalam perjalanan pulang dari sekolah, tak jauh dari rumah, di pinggir jalan, Totto-chan menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya, gundukan pasir yang tinggi. Totto-chan senang sekali, setelah melompat-lompat kecil, ia berlari kencang kearah gundukan pasir itu lalu melompat ke puncaknya. Tapi, ternyata itu bukan gundukan pasir. Di dalamnya ada adonan semen abu-abu.
Kemudian Totto-chan pun terbenam ke dalam semen itu, lama-kelamaan badannya tenggelam sampai dada. Ia tampak seperti patung, lengkap dengan tas sekolah dan sepatu. Semakin kuat ia mencoba keluar, semakin dalam kakinya terbenam. Sepatunya pun hampir lepas, sampai sore hari tidak ada yang menolongnya. Akhirnya, mama menemukannya di dalam gundukan semen itu. Mama yang mencoba menolongnya, kakinya malah ikut terperosok ke dalam gundukan itu. Selang beberapa lama, akhirnya Totto-chan dapat keluar dari gundukan semen itu, dan mama pun mengingatkannya agar tidak melompat ke dalam sesuatu sebelum mengetahui isinya.
Liburan tahun baru hampir tiba. Totto-chan berencana akan pergi bermain ski bersama Papa dan Mama. Teman Papanya, Hideo Saito, pemain cello dan dirigen di orkestra tempat Papa bermain, punya rumah peristirahatan yang indah di Tanah Tinggi Shiga. Mereka biasa menginap di sana pada musim dingin. Totto-chan mulai belajar bermain ski sejak bersekolah di taman kanak-kanak.
Bagi Totto-chan, tahun ini tidak sama dengan tahun sebelumnya. Kini ia sudah kelas 1 sekolah dasar dan sudah tahu bahasa Inggris walaupun sedikit. Papa mengajarinya bagaimana mengucapkan “thank you”.
Ketika kembali ke Sekolah setelah liburan musim dingin, anak-anak melihat sesuatu yang baru dan menakjubkan. Mereka berteriak-teriak kegirangan melihatnya. Di seberang deretan kelas ada satu gerbong baru, di samping petak bunga, dekat Aula. Ketika mereka berlibur, gerbong itu telah ditata menjadi perpustakaan.
Kepala sekolah mengatakan bahwa semua murid boleh datang ke perpustakaan kapan saja serta boleh meminjam buku untuk dibawa pulang, dan jika sudah selesai membacanya, mereka harus mengembalikan buku itu. Kalau ada yang punya buku di rumah yang pantas dibaca oleh teman-teman, Kepala sekolah akan senang sekali jika Mereka membawa buku itu ke perpustakaan.
Anak-anak sangat gembira. Dikarenakan belum terlalu lancar membaca, Totto-chan memilih buku bergambar yang tampak paling menarik. Buku yang dipilih Totto-chan rupanya berisi cerita rakyat. Ceritanya tentang putri orang kaya yang tidak bisa mendapatkan suami karena dia selalu buang angin. Akhirnya, orangtuanya berhasil menemukan suami untuk putrinya. Gadis itu terlalu bersemangat pada hari pernikahannya hingga tanpa sadar, dia buang angin lebih kencang dari biasanya. Angin itu mengangkat suaminya dari ranjang, memutar-mutar tubuhnya tujuh setengah kali, lalu membenturkan pria malang itu ke dinding sampai pingsan.
Gambar yang paling menarik di buku itu adalah gambar yang menunjukkan si pengantin pria berputar-putar di dalam kamar karena diterbangkan angin. Sejak itu, banyak anak yang ingin membaca buku tersebut.
Tak terasa musim semi telah tiba. Hari itu tepat setahun sejak pagi hari ketika untuk pertama kalinya Totto-chan datang ke Tomoe Gakuen bersama Mama. Sekarang Totto-chan dan teman-temannya gembira karena status baru mereka sebagai anak kelas dua. Mereka melihat anak-anak baru di kelas satu dengan penuh rasa ingin tahu. Bagi Totto-chan, tahun-tahun yang sudah ia lewati penuh dengan berbagai peristiwa.
Kepala sekolah memperkenalkan seorang guru baru. Dia adalah petani yang diminta kepala sekolah untuk mengajarkan cara bercocok tanam kepada muridnya. Petani itu mengajarkan apa saja yang Dia bisa. Walaupun seorang petani, Murid-murid menghormatinya layaknya seorang guru, Mereka menyebutnya guru pertanian.
Setahun kemudian, Totto-chan sudah duduk di kelas tiga. Dia sangat sedih karena Dia sangat menyukai Tai-chan. Tai-chan anak yang cerdas dan mahir dalam pelajaran fisika. Tai-chan juga pintar bahasa Inggris dan Dia yang mengajari Totto-chan mengucapkan kata rubah dalam bahasa Inggris. Pada suatu hari, Tai-chan pernah berbicara kasar terhadapnya, dan itu membuatnya sangat sedih, hanya karena Totto-chan melempar Tai-chan keluar arena waktu gulat sumo, itu membuat Tai-chan sangat malu.
Tomoe Gakuen kedatangan anak baru lagi. Tubuhnya terlalu jangkung dan tegap untuk anak laki-laki seusianya. Menurut Totto-chan perawakannya seperti anak kelas tujuh. Pakaiannya juga beda, mirip pakaian anak dewasa. Pagi itu anak-anak berkumpul di halaman sekolah serta Kepala sekolah pun memperkenalkan murid baru. Namanya adalah Miyazaki. Dia lahir dan dibesarkan di Amerika. Jadi, Miyazaki tidak lancar berbicara dalam bahasa Jepang. Kepala sekolah meminta murid-muridnya untuk membantu Miyazaki mengenal lingkungan sekolahnya.
Sebelum mereka sadari, perang dan segala kengeriannya telah mulai terasa dalam kehidupan Totto-chan dan keluarganya. Setiap hari, para pria dan pemuda di lingkungan tempat tinggalnya dikirim untuk pergi perang. Bahan pangan dengan cepat menghilang dari toko-toko. Semakin lama semakin sulit untuk memenuhi aturan makan siang di Tomoe Gakuen, yaitu menyediakan sesuatu dari laut dan sesuatu dari pegunungan. Hampir semua kebutuhan dijatah. Di mana-mana tidak ada lagi orang yang menjual permen.
Kepala sekolah merencanakan acara jamuan minum teh untuk mengantarkan keberangkatan Ryo-chan. Ini jamuan minum teh yang pertama di Tomoe. Jamuan minum teh adalah hadiah perpisahan yang menyenangkan dari Ryo-chan untuk anak-anak, walaupun ketika itu anak-anak sama sekali tidak punya bayangan tentang apa yang terjadi di luar lingkungan mereka. Jamuan minum teh menjadi permainan terakhir yang para murid mainkan di Tomoe sebelum mereka berpisah dan pergi menjalani kehidupan masing-masing.
Karena banyaknya bom yang dijatuhkan tentara Amerika, akhirnya Tomoe Gakuen pun terbakar. Kejadiannya di malam hari. Sekolah yang merupakan impian Sosaku Kobayashi, sang Kepala sekolah, terbakar habis. Sekolah itu roboh bersamaan dengan bunyi-bunyi yang mengerikan, bukan iringan suara-suara yang amat disayanginya, suara tawa dan nyanyian anak-anak. Api, yang tidak mungkin dipadamkan, meratakannya dengan tanah. Api berkobar dimana-mana diseluruh Jiyugaoka.
Di tengah semua itu, Kepala sekolah berdiri di tengah jalan sambil memandang Tomoe yang terbakar. Seperti biasa, dia mengenakan setelan tiga potong berwarna hitam yang sudah usang. Dia berdiri tegak dengan kedua tangan di dalam saku. “Sekolah seperti apa yang akan kita bangun lagi?” tanyanya kepada putranya, Tomoe, yang berdiri di sampingnya. Tomoe mendengar kata-kata ayahnya, terpana dan tidak bisa berkata apa-apa. Kecintaan Mr. Kobayashi terhadap anak-anak dan ketulusannya dalam mengajar jauh lebih kuat daripada api yang sekarang membakar sekolahnya.
Totto-chan berbaring dalam kereta pengungsi yang penuh sesak, terhimpit di antara orang-orang dewasa. Kereta bergerak menuju Timur Laut. Ketika dia memandang ke luar jendela, dia ingat kata-kata perpisahan yang diucapkan kepala sekolah, “Kita akan bertemu lagi!”. Dia tidak ingin melupakan kata-kata itu, sambil merasa yakin Dia akan segera bertemu lagi dengan Mr. Kobayashi. Totto-chan akhirnya tertidur. Kereta merayap dalam gelap, membawa para penumpang yang diliputi kecemasan.
Di akhir buku cerita ini Si penulis menceritakan tentang teman-temannya yang dulu pernah bersekolah di Tomoe Gakuen. Akira Takahashi, temannya yang terkena polio tidak pernah bertambah tingginya. Tapi dengan nilai-nilai yang sangat bagus, dia berhasil diterima di SMU yang terkenal di Jepang. Setelah itu dia melanjutkan pendidikannya ke Universitas Meiji dan meraih gelar Insinyur listrik. Sekarang Dia menjadi manajer personalia di sebuah perusahaan elektronik. Totto-chan pun mengunjungi Takahashi dan istrinya di Hamamatsu. Mereka bernostalgia dengan menceritakan perasaan mereka saat bersekolah di Tomoe Gakuen.



TUJUAN PEMBUATAN NOVEL
Sebuah novel ditulis dengan tujuan untuk dapat dinikmati para pembacanya. Tujuan pembuatan novel memang seharusnya untuk menghibur, mengisi waktu senggang dan membuat kita merasa nyaman disaat bosan. Seperti itulah setidaknya yang harusnya kita rasakan ketika kita sedang membaca atau baru selesai membaca sebuah novel.
Dalam novel Totto-Chan, Tetsuko Kuroyanagi sepertinya ingin mengajak kepada guru-guru untuk membuka wawasan yang lebih terbuka tentang bagaimana mendidik murid-muridnya. Melalui novel ini, diharapkan para pendidik dan orang tua tidak memasung kreatifitas anak-anaknya dengan berbagai larangan, tetapi anak-anak harus diarahkan ke jalan yang positif dengan cara-cara yang baik tanpa membatasi kreatifitas anak.

KELEBIHAN NOVEL
Jika biasanya komik dari Jepang yang sering kita jumpai, novel Jepang ini sangat layak untuk dikoleksi. Sangat unik, inspiratif dan sarat dengan filosofi, menanamkan untuk lebih menyukai belajar sejak dini.
Secara cerita, novel yang diilhami cerita masa kecil ini boleh dibilang sangat unik dan menarik. Kisahnya di sajikan bab-per bab dengan kronologi kejadian dan disampaikan secara ringkas dan padat, sehingga dijamin tidak membosankan ketika membaca novel ini karena tidak ada kalimat bertele-tele maupun tulisan yang panjang-panjang.
Hal yang membuat kesan mendalam dari buku ini adalah bagaimana kita belajar untuk bisa melihat banyak hal dari sudut pandang yang berbeda, terutama melalui rangkaian kisah bagaimana sistem pembelajaran yang beda, yang diterapkan Pak Kobayashi mampu membentuk beragam karakter Murid-muridnya, khususnya beberapa yang memiliki kekhususan, ada yang cacat fisik, ada yang jenius dan Totto-chan sendiri digambarkan sebagai anak yang sering hidup dengan pikirannya sendiri.
Ada ungkapan menarik dari Tetsuko Kuroyanagi tentang sekolah dimasa kecilnya ini di akhir tulisan: “Aku yakin jika sekarang ada sekolah-sekolah seperti Tomoe, kejahatan dan kekerasan yang begitu sering kita dengar sekarang dan banyaknya anak putus sekolah akan jauh berkurang. Di Tomoe tidak ada anak yang ingin pulang ke rumah setelah jam pelajaran selesai, dan di pagi hari, kami tak sabar ingin segera sampai ke sana. Begitulah sekolah itu.”







FILOSOFI PENDIDIKAN ANAK
Buku yang merupakan kritik terhadap sistem pendidikan yang keras di Jepang ini, berhasil merebut perhatian sebagian besar masyarakat Jepang. Dalam buku ini dijelaskan bahwa sistem pendidikan di Jepang yang terkenal keras dan disiplin, bukanlah jaminan bahwa seorang anak akan berkembang dengan baik. Bahkan, bisa jadi seseorang yang tidak kuat dengan sistem tersebut akan mengalami tekanan mental dan bisa menjadi depresi.
Begitu juga dengan sekolah konvensional di Indonesia yang mengharuskan siswa hadir pada pukul 07.00 tepat dan pulang pada waktu yang ditentukan. Sistem ini juga belum tentu akan menghasilkan output yang baik. Banyak siswa yang merasa tertekan dengan apa yang dilakukan oleh sekolah dan standar kelulusan yang semakin merangkak naik dari tahun ke tahun. Jika dulu, ketika kita duduk di bangku sekolah, kita lupa mengerjakan PR atau nilai ulangan jelek, maka kita akan mendapatkan hukuman. Sangat berbeda dengan Tomoe yang membiarkan muridnya berkembang dengan sendirinya sesuai minat yang dimiliki.
Sekolah konvensional dinilai tidak dapat mengakomodasi semua kecerdasan yang dimiliki siswa. Bahkan, seringkali sekolah konvensional mematikan kecerdasan siswa yang luar biasa. Dalam hal ini, Sekolah Tomoe membiarkan siswanya berkembang sesuai dengan apa yang dimiliki. Selain membuat siswa merasa nyaman, kecerdasan yang Mereka miliki dari lahir akan semakin terasah serta bisa mengembangkan segala kreativitas dan energinya

TENTANG PENGARANG
Tetsuko Kuroyanagi lahir di Nogisaka, Tokyo 9 Agustus 1933. Tetsuko Kuroyanagi adalah seorang aktris Jepang internasional yang terkenal, seorang pembawa acara talk show, seorang penulis buku anak terlaris, World Wide Fund untuk penasihat Alam, dan Goodwill Ambassador untuk UNICEF. Ayahnya seorang pemain biola dan concertmaster. Totto-chan adalah nama panggilan Tetsuko Kuroyanagi saat masih anak-anak. Menurut Memoar Otobiografinya, pada tahun 1981, Kuroyanagi pergi ke SD Tomoe Gakuen ketika ia masih muda. Setelah itu, ia belajar di Tokyo College of Music, jurusan opera, karena ia bermaksud untuk menjadi seorang penyanyi opera. Setelah lulus dari Universitas Tokyo Ongaku pada tahun 1979, Dia tertarik untuk bertindak dalam industri televisi hiburan, sehingga dia bergabung di Tokyo Hōsō Gekidan dan pelatihan di Mary Tarcai Studio di New York.
Pada tahun 1981 menandai sebuah titik balik dalam kariernya, sebagai anak-anak Kuroyanagi menerbitkan bukunya Totto-chan, Gadis Cilik di Jendela, di mana Kuroyanagi menulis tentang nilai-nilai pendidikan konvensional yang Ia terima di Sekolah Tomoe Gakuen dan dari gurunya Sosaku Kobayashi. Buku ini dianggap memoar masa kecilnya, dan setelah dirilis, menjadi buku laris dalam sejarah Jepang. Buku ini pertama kali diterjemahkan ke Bahasa Inggris tahun 1984 oleh Dorothy Britton, dan diterbitkan di lebih dari 30 negara.

KESIMPULAN
Totto Chan, judul aslinya adalah madogiwa no totto chan, adalah buku biografi masa kecil tetsuko kuroyanagi sewaktu bersekolah di Sekolah Tomoe. Sekolah Tomoe sendiri adalah Sekolah yang dibangun Pak Kobayashi yang memiliki sistem pendidikan berbeda dari sekolah dasar lain pada umumnya, bahkan bangunannya pun tampil beda, karena menggunakan gerbong kereta api sebagai ruangan kelas.
Buku ini bercerita secara kronologis mengenai diri Totto-chan mulai saat Dia pertama kali bersekolah di Tomoe, pengalaman selama belajar di sana, cerita tentang teman-teman sekelas, tradisi-tradisi khas sekolah Tomoe, hingga perpisahan dengan Sekolah itu saat jepang mulai di serang pasukan sekutu saat akhir perang dunia kedua.
Setiap anak memiliki karakter khas-nya masing-masing, dan seorang guru yang baik adalah berusaha membangun karakter sang anak tadi sebagai potensi yang dimilikinya, bukan memaksa dan merubah karakter si anak sesuai karakter sang guru, serta hal yang penting untuk menumbuhkan rasa saling percaya pada anak-anak, sehingga tanpa sadar Mereka akan berkembang menjadi orang yang sadar akan lingkungan serta bertanggung jawab. Di dalam buku ini, proses-proses belajar seperti ini mendapat porsi yang besar dan hebatnya disampaikan secara mengalir, tanpa kesan menggurui.
Buku ini sangat baik bagi para guru dan orang tua, mendidik dan sangat menginspirasi. Dunia anak sangatlah indah dan adalah kesalahan besar mengisinya dengan perlakuan tidak adil yang menilai karakter ataupun kreativitas anak hanya dengan satu parameter.
Amanat yang terkandung didalam novel ini juga dapat diterapkan dalam membina jiwa pemimpin yang ada di dalam diri Kita. Melalui sosok seorang Kepala sekolah bernama Sosaku Kobayashi, Kita dapat belajar tentang bagaimana berani untuk bertindak berbeda sesuai dengan keyakinan dan prinsip hidup masing-masing. Bagaimana Beliau berani mencoba dan mempelajari sesuatu yang dianggap tidak biasa dengan beragam tanggapan dari orang-orang. Bagaimana beliau sebagai kepala sekolah mendekatkan diri dengan para muridnya melalui perhatian yang benar-benar tulus dari dalam hati.

Fesume film A Beautiful Mind

Oleh:
Imas Siti Zubaedah

Film diawali saat John Nash masih menjadi seorang mahasiswa di perguruan tinggi ternama, Princeton. Sebagai mahasiswa, John termasuk unik. Dia tak suka belajar dikelas. Lebih suka belajar secara otodidak. Mencari dan mengamati sekitar demi mendapatkan ide kreativitasnya secara alami,untuk meraih gelar doktornya.
Namun tak banyak yang menyadari, John juga merupakan penderita skizofrenia. Suatu penyakit mental yang gejalanya antara lain, tak dapat membedakan antara halusinasi dan kenyataan, memiliki keyakinan yang salah/delusi, menarik diri dari pergaulan, serta kemampuan bersosialisasinya menghilang. Penyakit John ini semakin parah saat dia mulai bekerja di Wheller Defense Lab di MIT, sebuah pusat penelitian bergengsi.
Perubahan besar mulai terjadi saat John ditugaskan sebagai mata-mata oleh Pentagon. Dimana dia mulai terobsesi dan hidup jauh diambang normal, alias hanya dalam dunianya sendiri. Hal ini membuat sang istri menjadi nervous dan dilanda kecemasan. Adegan demi adeganpun bergulir cukup menegangkan.
Namun alur kisah berjalan apik dan cukup menguras emosi Terutama saat sosok sang istri berada dibatas keputusasaanya saat mengetahui kondisi jiwa sang suami.
Ternyata pekerjaan sebagai mata-mata pentagon adalah sebuah ilusi dan bukan realitas sebenarnya. Inilah masalah terberat yang dialami para skizofrenia, karena beberapa realitas yang mereka alami adalah sebuah ilusi.
Diperankan dengan sangat baik oleh aktor papan atas Russel Crowe sebagai John Nash, dan Jennifer Conelli sebagai istrinya. Film ini patut ditonton karena menambah pengetahuan kita, bagaimana perjuangan seorang skizofrenia dalam mengatasi situasi dirinya. Terutama efek penyakit yang diderita terhadap orang-orang disekelilingnya.
Penderita skizof sebenarnya menyadari keganjilan-keganjilan dirinya, meski tak mampu memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Digambarkan pula bagaimana orang-orang terdekatlah yang diharapkan mampu menjadi pilar utama kesembuhanya. Karena seorang skizof pada dasarnya sangat membutuhkan pengertian mendalam orang-orang dekatnya, agar mampu meyakini dirinya bahwa dia bisa sembuh. Namun terapi medis juga tetap diperlukan agar kesembuhan mencapai tarafnya kearah yang lebih baik.
Meskipun tak semua penyakit skizofrenia mudah disembuhkan dalam hitungan setahun dua tahun, melainkan bertahun-tahun lamanya, namun lewat film ini kita sebagai manusia normal sepatutnya tak langsung menganggap bahwa penderita skizofrenia adalah penyakit gila turunan atau penyakit yang hanya diderita oleh orang-orang tertentu saja. Karena dengan situasi mental yang rapuh dan stimulan otak alam bawah sadar yang tidak singkronisasi dalam aliran energinya, penyakit ini bisa menyerang siapapun.. Film produksi tahun 2001 ini dengan sangat jelas menggambarkan semua itu.
Film ini adalah hasil saduran dari buku biografi karya Sylvia Nassar, untuk mengenang John Nash.
Film ini diakhiri dengan adegan John Nash ketika menerima hadiah Nobel di Swedia pada tahun 1994 untuk teori ekulibriumnya yang banyak berjasa pada teori-teori ekonomi.
Ia menutup penganugerahan tersebut dengan mengatakan: “Aku selalu percaya akan angka. Dalam persamaan dan logika, yang membawa pada akal sehat. Tapi setelah seumur hidup mengejar, aku bertanya, apa logika sebenarnya? Siapa yang memutuskan apa yang masuk akal? Pencarianku membawaku ke alam fisik, metafisik, delusional. Telah kudapatkan penemuan penting dalam karirku, hidupku. Hanya dipersamaan misterius cinta, alasan logis bisa ditemukan”.

PAHAM-PAHAM DALAM FILSAFAT ILMU

Oleh:
Nama : Imas Siti Zubaidah
Semester : 4 (PAI)



1. Materialisme berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis.
2. Positivisme Positivisme adalah doktrin filosofi dan ilmu pengetahuan sosial yang menempatkan peran sentral pengalaman dan bukti empiris sebagai basis dari ilmu pengetahuan dan penelitian. Terminologi positivisme dikenalkan oleh Auguste Comte untuk menolak doktrin nilai subyektif, digantikan oleh fakta yang bisa diamati serta penerapan metode ini untuk membangun ilmu pengetahuan yang diabdikan untuk memperbaiki kehidupan manusia.
3. Rasionalisme Para penganut rasionalisme berpandangan bahwa satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal) seseorang. Perkembangan pengetahuan mulai pesat pada abad ke-18. Orang yang dianggap sebagai bapak rasionalisme adalah Rene Descartez (1596-1650) yang juga dinyatakan sebagai bapak filsafat modern. Semboyannya yang terkenal adalah cogito ergo sum (saya berpikir, jadi saya ada).
4. Idealisme berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif. Atau nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang apabila orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan diri dengan sesuatu yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai pengalaman emosional yang berupa pemahaman dan perasaan, senang tak senang mengenai nilai tersebut.
Istilah idealisme yang menunjukkan suatu pandangan dalam filsafat belum lama dipergunakan orang. Namun demikian, pemikiran tentang ide telah dikemukakan oleh Plato sekitar 2.400 tahun yang lalu. Menurut Plato, realitas yang fundamental adalah ide, sedangkan realitas yang tampak oleh indera manusia adalah bayangan dari ide tersebut. Bagi kelompok idealis alam ini ada tujuannya yang bersifat spiritual. Hukum-hukum alam dianggap sesuai dengan kebutuhan watak intelektual dan moral manusia. Mereka juga berpendapat bahwa terdapat suatu harmoni yang mendasar antara manusia dengan alam. Manusia memang bagian dari proses alam, tetapi ia juga bersifat spiritual, karena manusia memiliki akal, jiwa, budi, dan nurani.
5. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.
6. Empirisme Asal kata empirisme adalah empiria yang berarti kepercayaan terhadap pengalaman. Bahan yang diperoleh dari pengalaman diolah oleh akal, sedangkan yang merupakan sumber pengetahuan adalah pengalaman karena pengalamanlah yang memberikan kepastian yang diambil dari dunia fakta. Empirisme berpandangan bahwa pernyataan yang tidak dapat dibuktikan melalui pengalaman adalah tidak berarti atau tanpa arti. Ilmu haru sdapat diuji melalui pengalaman. Dengan demikian, kebenaran yang diperoleh bersifat a posteriori yang berarti setelah pengalaman (post to experience).
7. Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory). Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh jeremy Bentham dan muridnya jhon Stuart Mill. . Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan
8. Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu.
9. Feminisme. Terlebih dahulu perlu diklarifikasikan secara jelas arti kata feminist. . Feminist merupakan kata yang erat hubungannya dengan kata feminism. Arti kata feminism, atau dalam bahasa Indonesia “feminisme”, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “Gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria”. Selanjutnya kata feminist (feminis dalam bahasa Indonesia) diberi arti “pendukung dari feminisme“ Jadi tidak perlu feminist melulu terdiri dari wanita, priapun dapat ikut mendukung feminisme. Dengan demikian, ‘Feminist Ethics’ atau lazimnya juga disebut “woman's ethics” dapat diterjemahkan menjadi Etika Kaum Wanita atau Perempuan. Akan tetapi Feminist. Ethics dalam kenyataannya tidak mengajukan suatu kumpulan peraturan atau moral baru yang disusun oleh kaum perempuan dan diberlakukan hanya untuk kelompoknya sendiri.
10. Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran bersifat relatif, dan karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar. Eksistensialisme adalah salah satu aliran besar dalam filsafat, khususnya tradisi filsafat Barat. Eksistensialisme mempersoalkan keber-Ada-an manusia, dan keber-Ada-an itu dihadirkan lewat kebebasan. Pertanyaan utama yang berhubungan dengan eksistensialisme adalah melulu soal kebebasan. Apakah kebebasan itu? bagaimanakah manusia yang bebas itu? dan sesuai dengan doktrin utamanya yaitu kebebasan, eksistensialisme menolak mentah-mentah bentuk determinasi terhadap kebebasan kecuali kebebasan itu sendiri.
11. Realisme Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi atau, pengetahuan terbentuk berkat bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi satu kesatuan.
12. Progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan.
13. Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula.

Ayow Terus Tingkatkan Ilmumu, Jangan Pernah Menyerah, Gali potensimu Untuk mendapatkan Apa yang kamu Mau !!!