Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan Islam Bandung




"* Barudak STAIPI Bandung,BerFilsafat Bersama Dosen FalSafaH IlMu *"

Jumat, 24 Juni 2011

Faham-faham dalam filsafat

Paham-paham dalam Filsafat
Oleh: Erni Heryani

1. Rasionalisme

Rasionalisme adalah paham filasafat yang menggunakan rasio dalam menentukan suatu kebenaran.

Rasionalisme tumbuh secara kritis mempermasalahkan dasar-dasar pikiran yang bersifat mitos. Pada dasarnya rasionalisme memang bersifat majemuk dengan berbagai kerangka pemikiran yang dibangun secara deduktif di sekitar obyek pemikiran tertentu. Di samping itu, rasionalisme dengan pemikiran deduktifnya sering menghasilkan kesimpulan yang benar bila ditinjau dari alur-alur logikanya, namun ternyata sangat bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya. Kelemahan dalam berpikir rasional seperti itulah yang menimbulkan berkembangnya empirisme.

Premis yang digunakan atau dipakai dalam penalarannya didapatkan dari ide yang menurut anggapanya jelas dan dapat diterima. Ide ini menurut mereka bukanlah ciptaan pikiran manusia. Prinsip itu sendiri sudah ada jauh sebelum manusia berusaha memikirkannya (idealisme). Dan bersifat apriori dan dapat diketahui oleh manusia lewat kemampuan bepikir rasionalnya.

Pengalaman tidaklah membuahkan prinsip dan justru sebaliknya, hanya dengan mengetahui prinsip yang didapat lewat penalaran rasional itulah maka kita dapat mengerti kejadian-kejadian yang berlaku dalam alam sekitar kita.

Jadi, masalah utama yang dihadapi kaum rasionalis adalah evaluasi dari kebenaran premis-premis yang dipakainya dalam penalaran deduktif. Oleh sebab itu, maka lewat penalaran rasional akan didapatkan bermacam-macam pengetahuan mengenai satu obyek tertentu tanpa adanya suatu konsensus yang dapat diterima oleh semua pihak. Dalam hal ini maka pemikiran rasional cenderung untuk bersifat solispsistik dan subyektif.

2. Empirisme

Empirisme adalah suatu paham yang menekankan pengalaman atau panca indera dalam sumber pemikirannya dan pengetahuannya.

Kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia bukan didapatkan lewat penalaran rasional yang abstrak namun lewat pengalaman yang kongkret. Gejala-gejala alamiah menurut anggapan kaum empiris adalah bersifat kongkret dan dapat dinyatakan lewat tangkapan panca indera manusia. Gejala itu kalau kita telaah lebih lanjut mempunyai beberapa karakteristik tertentu, umpamanya saja terdapat pola yang teratur mengenai suatu kejadian tertentu. Suatu benda padat kalau dipanaskan akan memanjang. Langit mendung diikuti dengan turunnya hujan. Demikian seterusnya dimana pengamatan kita akan membuahkan pengetahuan mengenai berbagai gejala yang mengikuti pola-pola tertentu. Di samping itu, kita melihat adanya karakteristik lain yakni adanya persamaan dan pengulangan. Dengan mempergunakan metode-metode induktif maka dapat dapat disusun pengetahuan yang berlaku secara umum lewat pengamatan terhadap gejala-gejala fisik yang bersifat individual.

Masalah utama yang timbul dalam penyusunan pengetahuan secra empiris ini adalah bahwa pengetahuan yang dikumpulkan itu cenderung untuk menjadi suatu kumpulan fakta-fakta. Suatu kumpulan mengenai fakta, atau kaitan antara berbagai fakta, belum menjamin terwujudnya suatu system pengetahuan yang sistematis.

3. Pragmatisme

Pragmatisme adalah kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersbut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya suatu penyataan adalah benar, jika pernyataan itu atau konsenkuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.

Dapat dikatakan pula bahwa pragmatisme adalah aliran filsafat yang menekankan pengalaman, tindakan dengan eksperimen, dan kebenaran yang mempunyai akibat-akibat yang memuaskan.

4. Formalisme

Adalah mengikuti bentuk-bentuk yang ditetapkan; hal yang lebih mementingkan bentuk daripada isi.

5. Autoritarianisme=Ototarianisme adalah paham kepatuhan mutlak sastra; anggapan bahwa pengetahuan itu dijamin oleh satu sumber.

6. Positivisme

Adalah anggapan bahwa yang berarti itu hanya proposisi analitik yang dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris.

Pengertian dan paham pragmatis dekat dengan empirisme yang menggunakan panca indera atau pengalaman, namun pada aliran positivisme ini menggunakan logiko, hipotiko, dan verifikasi dalam metode pengetahuannya.





7. Utilitarianisme

Adalah suatu teori yang menyatakan bahwa manfaat dalam arti kebahagiaan yang sebesar-besarnya untuk jumlah yang sebanyak-banyaknya harus menjadi tujuan segala tindakan dan ukuran menilai tindakan-tindakan tersebut.

8. Determinisme

Adalah pandangan bahwa pilhan manusia itu dikuasai oleh kondisi sebelumnya. Seluruh alam, termasuk manusia merupakan rangkaian yang tak terputuskan dari sebab-akibat.

9. Reduksionisme

Adalah doktrin bahwa kekayaan pengamalan dan bermacam-macam fenomena alamiah dapat diterangkan atau diciutkan dalam satu hal yang lebih kecil dalam proses fisik sebagai fakta empiris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Ayow Terus Tingkatkan Ilmumu, Jangan Pernah Menyerah, Gali potensimu Untuk mendapatkan Apa yang kamu Mau !!!