Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan Islam Bandung




"* Barudak STAIPI Bandung,BerFilsafat Bersama Dosen FalSafaH IlMu *"

Kamis, 30 Juni 2011

Resume Film A Beautiful Mind


Oleh:
Nama : Ipan Sopian AR
Smester : IV
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu

Film berjudul A Beautiful Mind adalah film yang mengisahkan seorang mahasiswa yang ahli dalam matematika bernama John Nash (Russel Crowe) peraih nobel dalam bidang ilmu ekonomi pada tahun 1994. Dia adalah seorang matematikawan jenius tapi tak simpatik dan agak apatis. John Nash masih menjadi seorang mahasiswa di perguruan tinggi ternama, Princeton. Sebagai mahasiswa, John termasuk unik. Dia tidak suka belajar dikelas. Lebih suka belajar secara otodidak. Mencari dan mengamati sekitar demi mendapatkan ide kreativitasnya secara alami, untuk meraih gelar doktornya. John juga merupakan penderita skizofrenia. Suatu penyakit mental yang gejalanya antara lain, tidak dapat membedakan antara halusinasi dan kenyataan, memiliki keyakinan yang salah/delusi, menarik diri dari pergaulan, serta kemampuan bersosialisasinya menghilang. Penyakit John ini semakin parah saat dia mulai bekerja di Wheller Defense Lab di MIT, sebuah pusat penelitian bergengsi.
Perubahan hidup John Nash dimulai ketika ia diminta Pentagon memecahkan kode rahasia yang dikirim tentara Sovyet. Di sana, ia bertemu agen rahasia William Parcher. Dari agen rahasia ini, ia diberi pekerjaan sebagai mata-mata. Pekerjaan barunya ini membuat Nash terobsesi sampai ia lupa waktu dan hidup di dunianya sendiri dan hidup jauh diambang normal, alias hanya dalam dunianya sendiri. Hal ini membuat sang istri menjadi hawatir dan dilanda kecemasan. Adegan demi adegan pun bergulir cukup menegangkan.
Alur kisah dalam film ini berjalan apik dan cukup menguras emosi. Terutama saat sosok sang istri berada dibatas keputusasaannya saat mengetahui kondisi jiwa sang suami. Ternyata pekerjaan sebagai mata-mata pentagon adalah sebuah ilusi dan bukan realitas sebenarnya. Inilah masalah terberat yang dialami para skizofrenia, karena beberapa realitas yang mereka alami adalah sebuah ilusi.
Orang yang menderita skizof sebenarnya menyadari keganjilan-keganjilan dirinya, meski tidak mampu memahami apa yang sebenarnya terjadi. Digambarkan pula bagaimana orang-orang terdekatlah yang diharapkan mampu menjadi pilar utama kesembuhanya. Karena seorang skizof pada dasarnya sangat membutuhkan pengertian mendalam orang-orang dekatnya, agar mampu meyakini dirinya bahwa dia bisa sembuh. Namun terapi medis juga tetap diperlukan agar penderita penyakit skizofrenia bisa sembuh.
Meskipun tidak semua penyakit skizofrenia mudah disembuhkan dalam hitungan setahun dua tahun, melainkan bertahun-tahun lamanya, namun lewat film ini kita sebagai manusia normal sepatutnya tidak langsung menganggap bahwa penderita skizofrenia adalah penyakit gila turunan atau penyakit yang hanya diderita oleh orang-orang tertentu saja. Karena dengan situasi mental yang rapuh dan stimulan otak alam bawah sadar yang tidak singkronisasi dalam aliran energinya, penyakit ini bisa menyerang siapapun.. Film produksi tahun 2001 ini dengan sangat jelas menggambarkan semua itu.
Film ini diakhiri dengan adegan John Nash ketika menerima hadiah Nobel di Swedia pada tahun 1994 untuk teori ekulibriumnya yang banyak berjasa pada teori-teori ekonomi.
Ia menutup penganugerahan tersebut dengan mengatakan: “Aku selalu percaya akan angka. Dalam persamaan dan logika, yang membawa pada akal sehat. Tapi setelah seumur hidup mengejar, aku bertanya, apa logika sebenarnya? Siapa yang memutuskan apa yang masuk akal? Pencarianku membawaku ke alam fisik, metafisik, delusional. Telah kudapatkan penemuan penting dalam karirku, hidupku. Hanya dipersamaan misterius cinta, alasan logis bisa ditemukan”.
Pesan yang disampaikan lewat fil ini adalah bahwa kekuatan sebuah cinta mengalahkan apapun. Kesabaran dari seorang istri sehingga Nash mampu bangkit dan mapu memperoleh gelar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Ayow Terus Tingkatkan Ilmumu, Jangan Pernah Menyerah, Gali potensimu Untuk mendapatkan Apa yang kamu Mau !!!