Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan Islam Bandung




"* Barudak STAIPI Bandung,BerFilsafat Bersama Dosen FalSafaH IlMu *"

Kamis, 30 Juni 2011

Resume Totto-chan, Gadis Cilik di Jendela

Oleh:
Nama: Ahmad Sofian
Prodi: KPI (semester 4)

Totto-chan, gadis cilik yang punya rasa ingin tahu yang besar. Ia gemar berdiri di depan jendela selama pelajaran berlangsung. Komunikasi unik yang menjadi kararter gadis cilik ini mengundang kekesalan para Guru di Sekolah. Karena para guru sudah tak tahan lagi, akhirnya Totto-chan dikeluarkan dari sekolah. Mama pun mendaftarkan Totto-chan ke Tomoe Gakuen. Totto-chan girang sekali, di sekolah itu para murid belajar di gerbong kereta yang dijadikan kelas. Ia bisa belajar sambil menikmati pemandangan di luar gerbong dan membayangkan sedang melakukan perjalanan. Mengasyikkan.

Di Tomoe Gakuen, para murid boleh mengubah urutan pelajaran sesuai keinginan mereka. Ada yang memulai hari dengan belajar fisika, ada yang mendahulukan menggambar, ada yang ingin belajar bahasa dulu, pokoknya sesuka mereka. Karena sekolah itu begitu unik, Totto-chan pun merasa heran. Walaupun belum menyadarinya, Totto-chan tidak hanya belajar fisika, berhitung, musik, bahasa, dan lain-lain di sana. Ia juga mendapatkan banyak pelajaran berharga tentang persahabatan, rasa hormat dan menghargai orang lain, serta kebebasan menjadi diri sendiri.

Totto-Chan yang merupakan panggilan sayang untuk Tetsuko ini mengawali masa sekolah pertamanya di sekolah dasar (SD) umum, namun karena di kelas Totto-Chan suka sekali di jendela dan sesekali memanggil pengamen untuk memainkan musik, hal itu menurut guru-gurunya tindakan ‘terlalu nakal’ –lebih tepatnya terlalu aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang besar- dia akhirnya dikeluarkan dari sekolah tersebut. Beruntung Totto-Chan memiliki ibu yang sangat memperhatikan kebutuhannya yang haus akan ilmu pengetahuan, sampai akhirnya ibunya menemukan sekolah bernama Tomoe Gakuen (berdiri tahun 1937) untuk Totto-Chan. Tidak seperti sekolah biasa, ruangan sekolahnya adalah gerbong kereta api, dengan view pemandangan alam sehingga para murid-muridnya serasa bukan sekolah tetapi melakukan perjalanan rekreasi.

Dalam ruangan sekolah yang tak biasa ini, mata pelajaranpun diajarkan secara tak biasa juga. Yaitu setiap murid boleh memilih jadwal pelajaran yang disukainya. Bisa dimulai dengan menggambar, berhitung, atau fisika dll. Sehingga setiap murid merasa sekolah bukanlah sebuah rutinitas yang menjemukan dan melelahkan malah sesuatu yang begitu menyenangkan. Kepala sekolah mereka, yaitu Sosaku Kobayashi juga menerapkan ‘kurikulum unik’ yaitu setiap murid harus menyiapkan menu makan siang ‘sesuatu dari laut dan sesuatu dari pegunungan’. Dalam suasana kelas dengan pelajaran yang bisa di atur sendiri, Totto-Chan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri,menghargai orang lain dan tidak perlu menjadi orang lain dikehidupan masa depannya kelak, karena sejak kecil dia sudah diajarkan untuk tahu apa yang diinginkan. Sayangnya sekolah ini tidak ada dokumentasi atas permintaan kepala sekolah tersebut yang kebetulan membenci publikasi, dan ketika tahun 1945 sekolah ini hancur oleh bom dari Amerika, sekolah gerbong nan unik inipun lenyap tak bersisa.

Sekolah Dasar Tamoe Gakuen sangat menarik jika dibandingkan dengan sekolah pada umumnya yang terkesan membosankan dan mengutamakan kelas monolog daripada dialog. Sehingga siswa dalam proses belajar-mengajar lebih sering diam menunggu perintah dari pada mengembangkan pola berpikir. Hal inilah yang memasung kreativitas siswa dan ketika dewasa, kebanyakan siswa tersebut cenderung tidak bisa punya peran dalam kehidupan sosialnya dan tidak bisa berfikir untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Ayow Terus Tingkatkan Ilmumu, Jangan Pernah Menyerah, Gali potensimu Untuk mendapatkan Apa yang kamu Mau !!!